Sunday, August 14, 2016

Bolehkah Kita Memakan Semut Jepang Untuk Pengobatan?

Akhir-akhir ini masyarakat mengenal nama semut jepang sebagai pengobatan. Namun, bagaimanakah Islam memandang semut jepang sebagai obat? Mari kita bahas.
Semut jepang, kumbang, serangga, masuk dalam kategori hewan hasyarat. Karena itu, kajian kita akan difokuskan seputar hukum makan hasyarat.

Salah satu dalil yang menjadi batasan dalam hal ini adalah firman Allah,
ﻭَﻳُﺤِﻞُّ ﻟَﻬُﻢُ ﺍﻟﻄَّﻴِّﺒَﺎﺕِ ﻭَﻳُﺤَﺮِّﻡُ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢُ ﺍﻟْﺨَﺒَﺎﺋِﺚَ
“Dia menghalalkan untuk mereka (umatnya) hal-hal yang baik (thayibat) dan mengharamkan untuk mereka al-makanan yang menjijikkan (Khabaits).” (QS. al-A’raf: 157).

Salah satu cara Allah memuliakan orang mukmin, Allah mengarahkan mereka untuk hanya makan yang thayyibat,
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻛُﻠُﻮﺍ ﻣِﻦْ ﻃَﻴِّﺒَﺎﺕِ ﻣَﺎ ﺭَﺯَﻗْﻨَﺎﻛُﻢْ
“Hai orang yang beriman, makanlah at-Tahyibat (makanan yang baik).” (al-Baqarah: 172).

Benarkah Hasyarat Menjijikkan?
Apakah hasyarat termasuk makanan yang halal, ataukah haram, di sana ada 2 pendapat ulama,

Pertama, haram makan hasyarat, karena termasuk khabaits, sesuatu yang menjijikkan jika dikonsumsi Ini merupakan pendapat jumhur ulama di kalangan Hanafiyah, sebagian Malikiyah, Syafiiyah, dan Hambali. Mereka beralasan bahwa serangga, kumbang dan sebangsanya termasuk binatang menjijikkan bagi manusia yang tabiatnya masih sehat.

Dalam Badai Shanai’ – fiqh hanafi – dinyatakan,
ﻭﺍﻟﺬﺑﺎﺏ ﻭﺍﻟﻌﻨﻜﺒﻮﺕ ﻭﺍﻟﻌﻀﺎﺑﺔ ﻭﺍﻟﺨﻨﻔﺴﺎﺀ ﻭﺍﻟﺒﻐﺎﺛﺔ ﻭﺍﻟﻌﻘﺮﺏ . ﻭﻧﺤﻮﻫﺎ ﻻ ﻳﺤﻞ ﺃﻛﻠﻪ .. ؛ ﻷﻧﻬﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﺨﺒﺎﺋﺚ ﻻﺳﺘﺒﻌﺎﺩ ﺍﻟﻄﺒﺎﻉ ﺍﻟﺴﻠﻴﻤﺔ ﺇﻳﺎﻫﺎ
Lalat, laba-laba, kumbang, …, kala jengking atau semacamnya, tidak halal dimakan…, karena termasuk sesuatu yang menjijikkan (khabaits). Tabiat manusia yang masih sehat, akan merasa jijik dengannya. (Badai as-Shana’I, 5/36).

Dalam Fiqh al-Islami, Dr. Wahbah Zuhaili menyatakan,
ﻭﻳﺤﺮﻡ ﺃﻛﻞ ﺣﺸﺮﺍﺕ ﺍﻷﺭﺽ ﺻﻐﺎﺭ ﺩﻭﺍﺑﻬﺎ ﻛﺎﻟﻌﻘﺮﺏ ﻭﺍﻟﺜﻌﺒﺎﻥ ﻭﺍﻟﻔﺄﺭﺓ ﻭﺍﻟﻨﻤﻞ ﻭﺍﻟﻨﺤﻞ ﻟﺴُّﻤﻴﺘﻬﺎ ﻭﺍﺳﺘﺨﺒﺎﺙ ﺍﻟﻄﺒﺎﻉ ﺍﻟﺴﻠﻴﻤﺔ ﻟﻬﺎ
Haram makan hasyarat di tanah, yaitu binatang-binatang kecil, seperti kalajengking, ular, tikus, semut, dan lebah, karena bahaya bisanya dan tabiat manusia yang sehat, akan merasa jijik dengannya. (al-Fiqh al-Islami wa Adillatuha, 4/146).

Kedua, pendapat Imam Malik
Imam Malik dan beberapa ulama malikiyah, membolehkan makan hasyarat. Diqiyaskan dengan belalang.
Al-Baji – ulama Malikiyah mengatakan,
ﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﺣﺒﻴﺐٍ : ﻛﺎﻥ ﻣﺎﻟﻚٌ ﻭﻏﻴﺮﻩ ﻳﻘﻮﻝ : ﻣﻦ ﺍﺣﺘﺎﺝ ﺇﻟﻰ ﺃﻛﻞ ﺷﻲﺀٍ ﻣﻦ ﺍﻟﺨﺸﺎﺵ ﻟﺪﻭﺍﺀٍ ﺃﻭ ﻏﻴﺮﻩ ﻓﻼ ﺑﺄﺱ ﺑﻪ ﺇﺫﺍ ﺫُﻛِّﻲَ ﻛﻤﺎ ﻳُﺬَﻛَّﻰ ﺍﻟﺠﺮﺍﺩ ﻛﺎﻟﺨﻨﻔﺴﺎﺀ ﻭﺍﻟﻌﻘﺮﺏ ﻭﺑﻨﺎﺕ ﻭﺭﺩﺍﻥ ﻭﺍﻟﻌﻘﺮﺑﺎﻥ ﻭﺍﻟﺠﻨﺪﺏ ﻭﺍﻟﺰﻧﺒﻮﺭ ﻭﺍﻟﻴﻌﺴﻮﺏ ﻭﺍﻟﺬَّﺭِّ ﻭﺍﻟﻨﻤﻞ ﻭﺍﻟﺴﻮﺱ ﻭﺍﻟﺤِﻠْﻢ ﻭﺍﻟﺪﻭﺩ ﻭﺍﻟﺒﻌﻮﺽ ﻭﺍﻟﺬﺑﺎﺏ ﻭﻣﺎ ﺃﺷﺒﻪ ﺫﻟﻚ
Kata Ibnu Habib, bahwa Imam Malik dan ulama lainnya mengatakan,
Siapa yang butuh makan serangga untuk obat atau yang lainnya, hukumnya dibolehkan, apabila disembelih sebagaimana menyebelih belalang. Seperti serangga, kalajengking, kumbang, tawon tabuhan, capung, semut, kepik, ulat, nyamuk, lalat, atau yang semacamnya. (al-Muntaqa Syarh Muwatha’, 3/129).

Tarjih:
Dari keterangan di atas, pendapat yang lebih mendekati adalah pendapat jumhur ulama. Karena beberapa alasan,

Pertama, serangga tidak bisa disembelih. Karena menyembelih ada standarnya. Menyembelih dalam kondisi normal hanya bisa dilakukan di leher, baik pangkal maupun ujung. Sementara serangga tidak bisa disembelih, karena kebanyakan tidak ada lehernya.

Kedua, setiap binatang yang tidak bisa disembelih, status matinya dihukumi bangkai.
Ketiga , qiyas serangga dengan belalang jelas tidak tepat. Termasuk qiyas ma’al fariq (analogi dua hal yang beda).

Jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menghalalkan bangkai belalang, ini tidak bisa diqiyaskan. Karena statusnya di sini rukhshah. Dan rukhshah tidak bisa melebar.

Dalam kadiah masyhur dari Imam as-Syafii, beliau mengatakan,
ﺍﻟﺮﺧﺺ ﻻ ﻳﺘﻌﺪﻯ ﺑﻬﺎ ﻣﺤﻠﻬﺎ
Rukhshah itu tidak bisa melebar dari cakupannya. (al-Bahr al-Muhith, 7/75).

Bagaimana jika berobat dengan yang Haram?

Setiap yang haram, tidak boleh digunakan untuk obat.

Pertama, menggunakan obat bukan termasuk perkara dharurat yang membolehkan mengkonsumsi yang haram. Karena tidak ada jaminan, berobat dengan barang haram akan menghasilkan kesembuhan.

Kedua, obat itu ada banyak pilihan. Sehingga ketika ada obat yang dilarang, dia bisa beralih ke obat yang lain.

Ketiga, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang berobat dengan sesuatu yang haram. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺃَﻧْﺰَﻝَ ﺍﻟﺪَّﺍﺀَ ﻭَﺍﻟﺪَّﻭَﺍﺀَ ﻭَﺟَﻌَﻞَ ﻟِﻜُﻞِّ ﺩَﺍﺀٍ ﺩَﻭَﺍﺀً ﻓَﺘَﺪَﺍﻭَﻭْﺍ ﻭَﻻَ ﺗَﺪَﺍﻭَﻭْﺍ ﺑِﺤَﺮَﺍﻡٍ
Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit dan obat. Dan Allah jadikan setiap penyakit ada obatnya. Karena itu, berobatlah kalian, dan jangan berobat dengan sesuatu yang haram. (HR. Abu Daud 3876).

Dari keterangan di atas, kami tidak merekomendasikan menggunakan semut jepang sebagai obat.

Allahu a’lam.

Sumber: islampos.com

No comments:

Post a Comment

Kecerdasan Sayyidina Ali bin Abi Thalib tentang Keutamaan-Keutamaan Ilmu

Suatu ketika Sayyidina Ali bin Abi Thalib didatangi beberapa orang secara bergantian. Mereka sengaja datang bergantian dan menanyakan hal ya...