Sunday, March 22, 2015

MAKALAH URGENSI PEMIMPIN PADA ORGANISASI PUBLIK-UNIVERSITAS TERBUKA-ADPU 4334


URGENSI PEMIMPIN PADA ORGANISASI PUBLIK


MAKALAH KEPEMIMPINAN

OLEH,
NAMA     : HENDRO YUGO UTOMO
NIM        : 01901xxxx
KODE BIDANG STUDI : ADPU 4334

PROGRAM SARJANA ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TERBUKA
2015.1


KATA PENGANTAR

            Dengan memanjat puji syukur kehadirat tuhan yang Maha Esa yang senantiasa memberikan Rahmat serta Hidayahnya kepada kita semua sehingga diberikan kemudahan dalam mempelajari, mendalami, dan menyelesaikan tugas mata kuliah bidang “ADPU 4334-Kepemimpinan : Urgensi Pemimpin pada organisasi publik” sebagai ilmu yang mempelajari teori maupun sifat perilaku manusia baik berperan sebagai pemimpin yeng keterkaitannya dengan perubahan, baik dalam hal pembuatan keputusan maupun merumuskan kebijakan-kebijakan sehingga dalam perkembangannya telah menjadi ilmu yang berkembang luas. Sebagai disiplin ilmu yang cukup tua jika dilihat dari konsepnya maka kepemimpinan merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang banyak menggunakan teori-teori yang sudah tersedia dalam ilmu-ilmu sosial lainnya seperti antropologi dan sosiologi, dan sebagainya sehingga studi kepemimpinan bisa di sebut sebagai studi yang interdisipliner. Tujuan dari studi ini ialah agar setiap mahasiswa mampu berperan sebagai pemimpin baik di level bawah (Low Management) maupun di level atas (Top Management) untuk memecahkan berbagai masalah Kehidupan.
            Dan dengan disusunnya makalah ini saya berharap materi yang terkandung di dalamnya mampu memberikan bekal dasar dalam memperluas wawasan pembaca dalam memahami konsep dan fenomena tentang studi kepemimpinan sehingga dapat menjadi terobosan ataupun acuan dalam metode pembelajaran yang selama ini di rasakan belum efektif secara teori maupun implementasinya di dalam praktek kerja.
            Saya berharap khususnya sesama rekan mahasiswa maupun tutor yang berkompeten dalam hal ini untuk dapat memberikan kritik dan saran maupun Materi yang dirasakan berguna dalam mematangkan makalah ini ataupun masukan-masukan lainnya yang membangun demi tercapainya tujuan pembelajaran secara maksimal.

                                                                                                Pinoh Utara, 18 Maret 2015


                                                                                                Penulis


BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
            Dalam sebuah organisasi dibutuhkan sikap kepemimpinan yang baik. Kepemimpinan ini menjadi penting karena bersangkutan dengan cara seseorang dalam memimpin sebuah organisasi untuk membawanya ke tujuan-tujuan tertentu, dimana tujuan ini merupakan pencapaian yang harus diperoleh dalam sebuah organisasi.
            Kepemimpinan merupakan suatu konsep ilmu dan seni yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam organisasi, mulai dari fungsi-fungsi manajemen dalam organisasi, seperti yang dikemukakan oleh beberapa tokoh berikut :

Henry Fayol
Luther Gullick
George Terry
Ernest Dale
Koonts & O’donnel
James Stoner
Planning
Organizing
Commanding
Staffing
Actuating
Staffing
Staffing
Leading
Directing
Directing
Coordinating
Coordinating
Innovating
Directing
Reporting
Representing
Controling

            Sikap kepemimpinan yang dibutuhkan dalam sebuah organisasi adalah sikap kepemimpinan yang efektif. Kepemimpinan yang efektif harus dimiliki oleh seorang pemimpin dalam organisasi. Sebutan pemimpin dan kepemimpinan merupakan suatu hal yang berbeda baik konsep maupun definisinya. Pemimpin adalah orang yang melaksanakan fungsinya dalam memimpin organisasi, yaitu merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, dan mengawasi. Sedangkan kepemimpinan adalah bakat seseorang untuk memimpin sebuah organisasi yang didapatkan baik dari pengalaman maupun hasil studi di suatu tempat pendidikan (Intansi, Perguruan Tinggi, Universitas, Perpustakaan, dll).
            Tugas pokok seorang pemimpin yaitu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, seperti yang telah disebutkan oleh beberapa tokoh di atas, yang terdiri atas merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, dan mengawasi. Terlaksananya tugas-tugas tersebut tidak dapat tercapai jika hanya mengandalkan seorang pemimpin, tetapi juga harus menggerakan orang-orang yang dipimpinnya sehingga adanya sinergi di dalam orgganisasi tersebut agar orang-orang yang dipimpin mau bekerja secara efektif tanpa ada paksaan sehingga ada semangat dalam hal pekerjaan dan seorang pemimpin harus memiliki inisiatif dan mampu untuk kreatif, juga harus selalu memperhatikan hubungan manusiawi agar tercipta suasana kondusif dan saling menunjang.
            Tanpa adanya sikap kepemimpinan, hubungan antara anggota organisasi dan tujuan organisasi menjadi renggang. Hal ini memungkinkan keseluruhan organisasi menjadi tidak efisien dalam pencapaian sasaran-sasarannya. Oleh karena itu, sikap kepemimpinan sangat penting jika sebuah organisasi ingin sukses. Terlebih lagi anggota organisasi yang baik selalu ingin tahu dan berusaha bagaimana mereka dapat membangun kemampuannya untuk pencapaian tujuan organisasi. Kepemimpinan akan terjadi apabila di dalam situasi tertentu seseorang mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan atau kelompok. Jadi, organisasi yang sukses, maju dan mandiri, yaitu kepemimpinan yang efektif dan visioner artinya pemimpin yang mampu melihat masa depan organisasinya
Secara lebih detail, tugas-tugas seorang pemimpin dalam organisasi meliputi:
v  Pengambilan keputusan dan menetapkan sasaran
v  Menyusun kebijaksanaan
v  Mengorganisasikan dan menempatkan anggotanya
v  Mengkoordinasikan program kegiatannya
v  Mengawasi pelaksanaan kegiatan
v  Melaporkan program yang telah dilaksanakan
            Akan tetapi, setiap perjalanan operasional suatu organisasi akan menemui kendala atau masalah akibat dinamika lingkungan Internal dan Eksternal organisasi. Untuk menyiasati situasi dan kondisi tersebut maka diperlukan seni memimpin yang cerdas untuk mencapai efektivitas kepemimpinan. Kepemimpinan yang efektif bagi pemimpin dalam melaksanakan peran pengendalian organisasi memiliki kontribusi besar bagi keberhasilan orang-orang yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
            Seperti yang dikemukakan menurut Burns (1979 : ADPU 4434 Edisi 2 hal 1.5), “Kepemimpinan adalah pemimpin membujuk pengikut untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan ini merefleksikan nilai-nilai, motivasi, keinginan, kebutuhan, aspirasi yang diharapkan oleh pemimpin dan pengikut.” Sedangkan menurut Harold W. Boles (1980) mendefinisikan kepempinan sebagai proses atau sejumlah tindakan dimana satu orang atau lebih orang lain (pengikut) dalam menggerakan sistem sosial untuk mencapai satu atau lebih tujuan sistem sosial.

B.Rumusan Masalah
            Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.    Apa yang dimaksud kepemimpinan.?
2.    Apa yang dimaksud Pengertian Organisasi Publik.?
3.    Apakah tujuan & urgensi pemimpin pada organisasi publik.?

C.Tujuan Penulisan
            Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi kita semua.

D.Metode Penulisan
            Makalah ini ditulis dan diolah dari berbagai sumber dengan menggunakan  studi literatur bahan bacaan di buku dan situs internet. Bahan bacaan tersebut dievaluasi menjadi suatu bentuk tulisan yang menganalisasis suatu kasus.

E. Batasan Masalah
            Agar pembahasan tidak menyimpang dari pokok perumusan masalah yang ada, maka penulis membatasi permasalahan pada :
1.    Pengertian kepemimpinan
2.    Pengertian Organisasi Publik
3.    Penjelasan Peran Pemimpin & berbagai urgensi pemimpin pada organisasi publik



BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan
            Pemimpin adalah orang yang mempunyai tugas untuk mengarahkan dan membimbing dalam pencapaian tujuan/ visi dan misi organisasi. Adapun kepemimpinan adalah proses manajemen dalam organisasi untuk mencapai tujuan/visi dan misi organisasi. Pemimpin memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah organisasi, tercapai tidaknya visi dan misi organisasi tergantung pada pemimpin.
Kepemimpinan menyentuh berbagai segi kehidupan manusia seperti cara bekarya, bertetangga, bermsayarakat bahkan bernegara. Pemahaman terhadap batasan terhadap kepemimpinan adalah awal yang sangat penting dalam mempelajari, memahami, menganalisis, dan menarik kesimpulan terhadap hal tersebut.
            Kepemimpianan berasal dari kata pimpin, mempunyai awalan pe- dan akhiran –an yang menunjukan sifat yang dimiliki oleh pemimpin itu. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina, atau menagatur, menuntun dan juga menunjukan atau mempengaruhi. Menurut dubin dalam fieldler dan chemers (1974), kepemimpinan adalah pemegang kekuasaan dan pembuat keputusan.
            Menurut Enceng dan Lilik (2014) pemimpin mempunyai empat peranan penting dalam menjalankan proses manajemen organisasi.
            , pemimpin sebagai manajer. Sebagai seorang manajer, pemimpin harus mampu melakukan fungsi planning, organizing, dan controling.
            Kedua, pemimpin sebagai pelaksana fungsi manajemen. Sebagai pelaksana fungsi manajemen, pemimpin harus mampu memberikan petunjuk, membimbing, dan mengarahkan bawahannya.
            Ketiga, pemimpin sebagai penggerak kerjasama.
            Keempat, pemimpin sebagai proper atmosphere, yaitu pemimpin harus mampu menciptakan suasana kerja yang sebaik-baiknya.
            Mengingat pentingnya peran pemimpin dalam organisasi, maka kehadiran pemimpin mempunyai peran sentral dalam penentu arah menuju visi dan misi organisasi. Pemimpin dalam organisasi publik atau biasa kita sebut dengan pemerintahan tentunya mempunyai karakteristik yang berbeda dengan pemimpin di organisasi sosial kemasyarakatan dan atau organisasi swasta lainnya.
            Kepemimpinan merupakan titik sentral dan dinamisator seluruh proses kegiatan organisasi. Kepemimpinan mutlak diperlukan bila terjadi interaksi kerjasama antara dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, H Blanchard mengemukakan bahwa esensi kepemimpinan adalah tercapainya tujuan melalui kerja sama kelompok.
            Dalam kerangka manajemen sebagai suatu proses, ada empat macam peranan penting bagi para pemimpin :
a.    Kepemimpinan atau pemimpin pada hakikatnya merupakan salah satu fungsi manajer, disamping fungsi planning, organizing, dan controlling.
b.    Didalam melaksanakan serangkaian fungsi manajemen, pemimpin (leader) harus selalu mampu memberikan petunjuk, bimbingan, dan pengarahan kepada bawahan.
c.    Selaku seorang pemimpin, tidak mungkin dan tidak bisa bekerja sendiri tanpa adanya kerja sama dengan bawahan.
d.    Sebagai seorang pemimpin harus mampu menciptakan suasana kerja yang sebaik-baiknya (proper atmosphere), harus memenuhi apa yang diharapkan bawahan sehingga para bawahan dapat bekerja dengan sebaik-baiknya.

B.Pengertian Organisasi Publik
            Dalam memahami apa itu konsep organisasi publik maka harus dimulai dengan memaknai secara utuh kata publik itu sendiri. Banyak makna yang melekat dari kata publik, jika mengikuti pendapat Frederikson terdapat lima sudut pandang makna publik yaitu : sudut pandang pluralis; sudut pandang publik; sudut pandang keterwakilan legislatif; sudut pandang penyeleggara pelayanan publik; dan sudut pandang kewarganegaraan.
            Bertolak dari sudut pandang tersebut maka dijabarkan lebih lanjut masing-masing sudut pandang, yaitu :
Pertama, sudut pandang pluralis, menyatakan bahwa publik adalah merupakan kelompok kepentingan; 
Kedua, sudut pilihan publik, menyatakan publik sebagai  sebagai pilihan yang rasional; 
Ketiga, sudut pandang keterwakilan legislatif, bahwa publik adalah keterwakilan;
Keempat, sudut pandang penyelenggara pelayanan publik, adalah pelanggan dari sebuah pelayanan; 
Kelima, sudut pandang kewarganegaraan publik, dipahami sebagai warga negara.
            George Frederickson juga menyampaikan perlunya pemahaman tentang prinsip dalam memahamai konsep publik yaitu : 
Pertama, membangun konsep publik melalui pemberdayaan konstitusi; 
Kedua, membangun konsep publik untuk membentuk virtous citizen; 
Ketiga, membangun konsep publik didasarkan pada sistem yang efektif dalam mendengar dan merespon kepentingan publik; 
Keempat, membangun konsep publik dengan kebijakan yang didasarkan pada kebajikan dan empati.
            Makna kata publik tersebut setidaknya memberikan kontribusi positif dalam rangka memahami organisasi publik. Pengertian publik yang telah dijabarkan tersebut secara kontekstual akan memberikan pengertian makna dari organisasi publik. Jadi pengertian organisasi publik akan selalu bersentuhan dengan keseluruhan sudut pandang tersebut namun pengertian organisasi publik hendaknya lebih berorientasi pada sudut pandang terakhir yaitu mencakup seluruh warga negara.
            Berdasarkan hal tersebut diatas maka bisa di tarik pemahaman bahwa pengertian Organisasi publik sendiri adalah :
1.    Organisasi yang terbesar;
2.    Yang mewadahi seluruh lapisan masyarakat dengan ruang lingkup negara;
3.    Mempunyai kewenangan yang absah (terlegitimasi) di bidang politik, administrasi pemerintahan, dan hukum secara terlembaga ;
4.    Mempunyai kewajiban melindungi warga negaranya, dan
5.    Melayani keperluannya;
            Sebaliknya berhak pula memungut pajak untuk pendanaan; serta menjatuhkan hukuman sebagai sanksi penegakan peraturan; 
            Organisasi publik dapat dirumuskan juga sebagai : “Draw their resources (Taxes and Legitimacy) from the polity and are mediated by the situations of the state.” Organisasi publik sering dilihat pada bentuk organisasi pemerintah yang dikenal sebagai birokrasi pemerintah (organisasi pemerintahan). Atau satu-satunya organisasi didunia yang mempunyai wewenang merampok harta rakyat (pajak) sebagai sumber-sumber organisasi publik , membunuh rakyat (hukuman mati), dan memenjarakan rakyat dan tentunya ini atas dasar dari legitimasi dari pemerintahan dan melalui lembaga-lembaga negara.
            Adapun tujuan dan misi yang ingin dicapai organisasi publik adalah memberikan pelayanan pada warga negara, memberikan perlidungan rasa aman, mewujudkan kesejahteraan sosial dan keadilan.
Oleh karena itu besar harapan rakyat terhadap apa yang akan di berikan oleh organisasi publik. Tentunya untuk mewujudkannya organisasi publik harus di dukung dengan struktur organisasi, dan sumber daya manusia yang memadai baik secara kuantitatif dan kualitatif.

C.Peran Pemimpin pada Organisasi Publik
            Peranan fundamental seorang pemimpin organisasi public adalah mampu mengintegrasikan variable-variabel organisasi dengan manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) kedalam ranah manajemen seorang pemimpin organisasi.
            Dalam manajemen pemimpin dalam mekanisme integrasi organisasi publik perlu dituangkan dalam beberapa aksi strategi seorang pemimpin dalam manajerial pemimpin itu sendiri yakni :

a.   Penetapan Tujuan (Purposes)
            Penyusunan tujuan agar visi sesuai dengan tujuan organisasi di masa mendatang, para pemimpin harus menyusun dan menafsirkan tujuan-tujuan bagi individu dan unit-unit kerja. Hal ini dapat menjadi sama luasnya dengan hasil target secara keseluruhan atau sama istimewanya dengan Management by Objective (MBO) / tujuan kinerja yang disetujui oleh yang berada di atasnya dan di bawahnya).

b.   Motivasi (Motivation)
            Merupakan dorongan seorang pemimpin organisasi public kepada unit atau staffnya untuk bekerja sesuai kapasitas dan parameter tujuan organisasi. Contohnya : memberikan pujian, ucapan terima kasih, mendengarkan keluhan dan pemberian benefit yang adil terhadap bawahannya. Sebaliknya seorang pemimpin yang memberikan sikap demotivasi akan mengurangi kepemimpinannya dan melemahkan semangat kerja bawahannya.

c.   Komunikasi (Communication)
            Merupakan hal yang sangat penting bagi seorang pemimpin organisasi publik  untuk mampu menguasai sikap dan pola komunikasi yang bijak sehingga mudah dipahami bagi unit maupun staff bawahannya sehingga diperlukan adanya warna-warni pilihan kata, gerak dan mimik serta berbicara yang tidak membosankan.
Namun hal yang patut digaris bawahi ialah harus memperhatikan etika dalam melakukan komunikasi sehingga dapat mempertegas suatu jalinan / hubungan pekerjaan dilakukan, kapan dan dimana konteksnya.

d.   Pengambilan Keputusan (Decission Making)
            Merupakan hal yang cukup menantang bagi seorang pemimpin karena dalam pengambilan keputusan organisasi public harus memiliki kemampuan konseptual. Seorang pemimpin tanpa memahami dan memiliki kemampuan konseptual terkadang mengalami kesulitan dalam pengambilan keputusan public. Salah satu yang menjadi contoh konkrit kemampuan konseptual yang harus ada pada diri seorang pemimpin organisasi publik adalah berwawasan keilmuan (Akademis) yang kreatif dan Inovatif, mampu membaca fenomena yang dapat dituangkan kedalam sebuah konsep yang matang, mampu menganalisa situasi dan kondisi yang komprehensif dan yang tak kalah penting memiliki strategi jitu, dan memiliki kepekaan terhadap lingkungan internal maupun eksternal organisasi.
             Dalam organisasi publik, bawahan bekerja selalu tergantung pada pimpinan. Bila pimpinan tidak memiliki kemampuan memimpin, maka tugas-tugas yang sangat kompleks tidak dapat dikerjakan dengan baik. Apabila manajer mampu melaksanakan fungsi-fungsinya dengan baik, sangat mungkin organisasi tersebut dapat mencapai sasarannya. Suatu organisasi membutuhkan pemimpin yang efektif, yang mempunyai kemampuan mempengaruhi perilaku anggotanya atau anak buahnya. Jadi, seorang pemimpin atau kepala suatu organisasi akan diakui sebagai seorang pemimpin apabila ia dapat memberi pengaruh dan mampu mengarahkan bawahannya ke arah tujuan organisasi.
            Mark Tucci (dalam Enceng, 2014) menyatakan bahwa karakteristik pemimpin dalam organisasi publik atau pemerintahan meliputi;
            Pertama, membangun kesatuan tujuan dengan cara berbagi visi. Pemimpin dalam organisasi publik harus mampu melibatkan diri sekaligus mendidik aparatur dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya menuju ke arah pencapaian visi organisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sebagai contoh, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) merupakan salah satu organisasi publik yang melaksanakan tugas pemerintah di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana. Dalam menjalankan fungsinya, BKKBN mempunyai visi yaitu menjadi lembaga yang handal dan dapat dipercaya dalam mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas.
Untuk dapat mencapai visinya, BKKBN meluncurkan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK). Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk indonesia yang ditandai oleh meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dalam tiga pilar utama yaitu pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Oleh karena itu, pemimpin, dalam hal ini Kepala BKKBN, harus mampu memberdayakan kompetensinya dan kompetensi seluruh pegawainya untuk bersinergi mensukseskan Program KKBPK demi tercapainya kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
            Kedua, seorang pemimpin organisasi publik harus mampu melakukan klarifikasi arahan berupa penjabaran langkah strategis dalam pencapaian visi organisasi. Salah satu langkah strategis yang dilakukan BKKBN dalam mewujudkan visi organisasi adalah dengan menjabarkan visi organisasi dalam beberapa misi.
BKKBN mempunyai lima misi utama yaitu:
1)    mengarusutamakan pembangunan berwawasan kependudukan,
2)    menyelenggarakan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi,
3)    memfasilitasi pembangunan keluarga,
4)    meningkatkan jejaring kemitraan dalam pengelolaan kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga,
5)    membangun dan menerapkan budaya kerja organisasi secara konsisten.
            Lima misi tersebut dijalankan oleh empat kedeputian, satu sekretaris utama dan satu inspektur utama yang masing-masing mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk mensukseskan misi yang telah dijabarkan sesuai dengan tupoksinya serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan tupoksinya kepada Kepala BKKBN selaku pengarah dalam pelaksanaan program KKBPK.
            Ketiga, seorang pemimpin organisasi publik harus mampu bergeser dari pendekatan transaksi menjadi transformasi, yaitu berbagi visi dan memahami tujuan operasional dan organisasional yang lebih luas. Dalam pergeseran pendekatan transaksi menjadi transformasi diharapkan agar aparatur mampu memahami bahwa tugas sehari-hari yang dilakukan merupakan bagian dari tujuan organisasi; mampu menghubungkan antara program operasional, proyek dan isu secara jelas; mampu memahami kebutuhan berinovasi untuk mencari solusi, dan mampu berkolaborasi dan berkoordinasi dalam mendukung tim kerja untuk meningkatkan proses kerja. Kepala BKKBN harus mampu mewujudkan teamwork yang solid dalam organisasi yang dipimpinnya. Teamwork yang solid dapat terbentuk ketika masing-masing bagian merasa menjadi bagian dari organisasi yang dicintainya. Mereka merasa bahwa pekerjaan yang dilakukan (meskipun hanya sebagai pengantar surat) mempunyai andil dalam mensukseskan Program KKBPK. Oleh karena itu, di BKKBN enam komponen dibagi kedalam mission center yang berperan melakukan advokasi, KIE dan pelayanan Program KKBPK dan service center yang berperan memberikan dukungan kepada mission center dalam melakukan advokasi, KIE dan pelayanan Program KKBPK.
            Keempat, pemimpin organisasi publik harus membangun pusat peningkatan kemampuan dalam organisasi, karena aparatur dalam organisasi publik bekerja berdasarkan jenjang karir bukan atas dasar imbalan atau bonus.
            Keempat ciri tersebut dimaksudkan untuk menegaskan kembali bahwa layanan yang diberikan oleh organisasi publik atau pemerintahan tidak hanya sekedar melayani kepentingan masyarakat, tetapi juga kepentingan peningkatan jasa pelayanan diantara aparatur itu sendiri untuk mendukung kenyamanan bekerja.
Tanpa ada kenyamanan dalam bekerja, maka aparatur tidak mendapatkan kepuasan dalam bekerja sehingga berkinerja buruk dan akhirnya pencapaian visi organisasi akan terhambat.
            Dalam empat tahun terakhir, BKKBN, sebagai salah satu organisasi publik, tercatat telah beberapa kali mengalami kekosongan pimpinan. Pada tahun 2012 Pimpinan BKKBN waktu itu memasuki masa purna tugas yaitu pensiun. Selepas pensiun kurang lebih hampir sembilan bulan BKKBN tidak mempunyai pimpinan definitif, sehingga diangkat Pelaksana Tugas (PLT) yang menjabat sebagai Sekretaris Utama yaitu periode September s.d Desember 2012.
Setelah diangkat sebagai Pimpinan BKKBN yang berstatus Pelaksana Tugas, Plt selanjutnya diKepala BKKBN dijabat oleh Deputi KS/PK, dan akhirnya pada bulan Juni 2013 BKKBN mempunyai seorang pimpinan definitif BKKBN yang baru, Akan tetapi tampuk kepemimpinan tersebut tidak berlangsung lama dikarenakan memasuki masa purna tugas yaitu pada bulan September 2014, dan selepas itu pimpinan BKKBN kembali berstatus sebagai PLT Kepala BKKBN sampai dengan tanggal 31 Januari 2015.
Saat ini Pimpinan definitif BKKBN masih kosong dan untuk sementara PLT Kepala BKKBN adalah Sekretaris Utama BKKBN sampai dengan waktu yang belum ditentukan. Kekosongan pimpinan BKKBN sedikit banyak telah mengganggu proses manajemen organisasi di BKKBN. Banyak hal penting dan strategis yang tidak dapat diambil kebijakan dikarenakan adanya kekosongan pimpinan.
            PLT mempunyai kewenangan yang sangat terbatas dan tidak diperbolehkan mengambil keputusan yang bersifat mengikat. Hal tersebut ditengarai sebagai salah satu faktor yang menyebabkan tidak dicapainya visi BKKBN yang telah dicanangkan pada sebelumnya.
            Jika dicermati dari kondisi tersebut diatas, maka jelas bahwa kevakuman tampuk pimpinan di organisasi dapat berpengaruh negatif terhadap pencapaian visi organisasi. Banyak kalangan yang menyayangkan kondisi tersebut, terutama aparatur di BKKBN sendiri. Meskipun begitu, BKKBN berusaha untuk tetap melaksanakan program-program prioritas yang memang tetap bisa dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari rumusan kebijakan yang telah dibuat oleh pimpinan definitif sebelumnya.
            Saat ini BKKBN sedang menjalani open bidding untuk mencari calon pejabat tinggi yang nantinya akan menduduki Kepala BKKBN. Open bidding dilakukan sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara yang mensyaratkan open bidding untuk menduduki jabatan pejabat tinggi sebagai Kepala BKKBN.
            Open bidding dilakukan agar posisi pejabat tinggi dalam organisasi publik diduduki oleh orang-orang yang memenuhi syarat untuk menjadi pejabat tinggi negara yang tentunya mempunyai kompetensi sebagai pimpinan organisasi publik.
            Menurut Sadu Wasistiono (dalam Enceng, 2014) seorang pemimpin organisasi publik dapat menjalankan perannya sebagai pemimpin organisasi publik apabila mempunyai tiga hal penting yaitu kapabilitas, kompabilitas dan aksestabilitas.      Kapabilitas menyangkut kemampuan intelektual dan kualitas moral pimpinan yang dapat dilihat dari rekam jejaknya (track record) dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam memimpin organisasi yang pernah dipimpinnya.
Kemampuan intelektual tidak hanya dilihat dari gelar yang disandang yang menunjukkan pendidikan formal yang pernah ditempuhnya, tetapi juga dari pengalaman kerjanya yang dapat dilihat dari riwayat pekerjaannya.
Selain itu juga dapat diprediksi dari kemampuan indvidu dalam memahami permasalahan yang dihadapi serta kecepatan dan ketepatan dalam mengambil sikap dan tindakan untuk mengatasi masalah tersebut.
            Kompabilitas adalah kemampuan individu untuk menyesuaikan berbagai tuntutan, permintaan, perintah yang datang dari sumber-sumber berlainan, yang mungkin saling bertentangan.
Seorang pemimpin organisasi publik dituntut untuk bisa luwes dalam menghadapi segala tuntutan, akan tetapi harus tetap mempertahankan prinsip dan tidak keluar dari peraturan yang sudah ditetapkan. Luwes yang dimaksud disini adalah kebijakan yang diambil harus sesuai dengan situasi dan kondisi organisasi.
            Aksestabilitas adalah daya terima dari bawahan yang dipimpinnya atau dari para pengikutnya. Aksestabilitas dapat dilihat dari rasa hormat yang secara tulus diberikan bawahannya untuk atasannya sehingga mendorong bawahan untuk mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, bahkan uang untuk mendukung kebijakan yang diambil oleh pemimpin.
            Mencermati ketiga kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang pimpinan organisasi publik, apabila yang terpilih menjadi Kepala BKKBN nantinya memiliki ketiga kompetensi yaitu kapabilitas, kompabilitas dan aksestabilitas, serta dapat menjalankan empat peran pimpinan sebagaimana tersebut diatas, maka besar kemungkinan organisasi yang dipimpin, dalam hal ini BKKBN, akan mudah untuk mencapai visi organisasi.


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
            Kepemimpinan merupakan salah satu unsur yang memiliki implikasi paling besar dalam manajemen yang masih cukup menarik untuk diperbincangkan baik dalam media massa, media cetak maupun media-media sosial lainnya sehingga seringkali menampilkan opini dan pembicaraan yang membahas seputar kepemimpinan. Peran kepemimpinan yang sangat strategis dan penting bagi pencapaian visi-misi suatu organisasi, hal ini dibuktikan dengan kualitas dari pemimpin yang seringkali dianggap sebagai faktor terpenting dalam keberhasilan atau kegagalan organisasi demikian juga keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi termasuk yang berorientasi publik, biasanya dikonotasikan sebagai keberhasilan atau kegagalan pemimpin. Begitu pentingnya peran pemimpin sehingga isu mengenai pemimpin menjadi fokus yang menarik perhatian para peneliti bidang perilaku keorganisasian . Pemimpin memegang peran kunci dalam merumus dan mengaplikasikan strategi organisasi.

Saran
            Organisasi publik adalah organisasi yang bertujuan melayani kepentingan umum yang produknya berupa pelayanan dan jasa dengan mengacu kepuasan pelanggan sebagai acuannya sehingga diperlukan suatau tatanan yang baik sehingga menghasilkan suatu produk yang memuaskan baik dalam hal pelayanan, jasa, kinerja pegawai maupun poloa kepemimpinan dan efek kepemimpinannya. Pemimpin memiliki peran yang sangat penting dalam membawa organisasi publik yang dipimpinya dalam mencapai tujuan dan para pemimpin haruslah bertindak sesuai prinsip-prinsip baku yang ditetapkan bagi organisasinya demi mencapai suatu visi organisasi tersebut sehingga kemampuan dalam mengaplikasikan konsep dan teori kepempinan dalam organisasi mutlak dimiliki.
           


DAFTAR PUSTAKA

Kepemimpinan  Oleh Enceng, dkk.
Edisi 2, Cetakan ketiga, Penerbit Universitas Terbuka Januari 2014

Asas-asas Manajemen Oleh Rusli Ramli, dkk
Edisi 1, Penerbit Universitas Terbuka, Agustus 2010

Media Internet
“Google.com/search” (urgensi pemimpin pada organisasi publik)
“http://id.wikipedia.org” (urgensi pemimpin pada organisasi publik)
“http://kependudukankalbar.com/berita-222-urgensi-pemimpin-pada-organisasi-publik.html”

Undang-undang RI. UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

2 comments:

  1. makasih ya,, makalahnya bermanfaat bgt bwt sy,,,o iya mau tanya nih yg tahun 2015.1 itu tahun dibuatnya makalah atau thn masuknya kul sdr Yugohyo?

    ReplyDelete
  2. Alhamdulillah jika bermanfaat,,
    2015.1 y tahun berlangsung y kegiatan perkuliahan / dibuat y makalah sdr mila wati.
    Tahun masuk y kuliah 2012.2,,,

    ReplyDelete

Kecerdasan Sayyidina Ali bin Abi Thalib tentang Keutamaan-Keutamaan Ilmu

Suatu ketika Sayyidina Ali bin Abi Thalib didatangi beberapa orang secara bergantian. Mereka sengaja datang bergantian dan menanyakan hal ya...