Monday, September 16, 2024

Kecerdasan Sayyidina Ali bin Abi Thalib tentang Keutamaan-Keutamaan Ilmu

Suatu ketika Sayyidina Ali bin Abi Thalib didatangi beberapa orang secara bergantian. Mereka sengaja datang bergantian dan menanyakan hal yang sama karena ingin tahu bagaimana Sahabat Ali bin Abi Thalib menjawab mereka, apakah dengan jawaban yang sama atau berbeda.


Dimulai dengan orang pertama yang berkunjung kepada Ali dan bertanya, "Wahai Ali mana yang lebih baik, ilmu atau harta?" Ali menjawab "Ilmu lebih baik dari pada harta," jawab Ali. Orang itu lalu bertanya lagi, "Dengan dalil apa?" Ali membalas, "Ilmu itu warisan para nabi dan harta itu warisan Qarun, Syaddad, Firaun dan lainnya." Lalu pergilah orang pertama ini.


Datang lagi orang kedua yang bertanya seperti orang pertama tentang ilmu dan harta. Dan tetap Ali menjawab dengan jawaban yang sama bahwa Ilmu lebih baik daripada harta. Orang itu bertanya "Dengan dalil apa," Ali menjawab "Ilmu menjagamu, sedang engkau menjaga harta." Kemudian pergilah orang itu.


Datang lagi orang yang ketiga lalu bertanya seperti pertanyaan orang kedua dan Ali menjawab ilmu lebih baik daripada harta. Orang itu bertanya "dengan dalil apa," Ali menjawab dengan alasan yang berbeda, menurutnya pemilik harta mempunyai banyak musuh, dan orang memiliki ilmu mempunyai banyak teman. Kemudian pergilah orang itu.


Datang lagi orang yang keempat dan bertanya kepada Ali dengan pertanyaan yang sama "Mana yang lebih baik Ilmu atau harta?" Ali menjawab bahwa ilmu lebih baik daripada harta. Orang itu bertanya apa alasan dari jawaban Ali, kemudian Ali menjawab dengan alasan yang berbeda dengan jawaban ketika dia ditanya oleh orang pertama kedua dan ketiga. Ali berujar, "Ilmu apabila kau belanjakan maka akan bertambah, tetapi harta jika kau belanjakan maka ia akan berkurang."


Kemudian pergilah orang itu, hingga datang lagi seorang yang lain lalu bertanya mana yang lebih baik Ali "Ilmu atau harta yang lebih baik?" Ali menjawab ilmu lebih baik daripada harta karena pemilik harta bisa dipanggil si pelit dan menjadi hina sedangkan pemilik ilmu dipanggil dengan sebutan agung dan mulia. Pergilah orang itu.


Hingga datang lagi seorang yang lain lalu bertanya manakah yang lebih baik Ilmu atau harta. Lagi-lagi Ali menjawab ilmu lebih baik daripada harta dengan alasan harta akan dihisab pada hari kiamat sedangkan pemilik ilmu akan memberi syafaat pada hari kiamat.


Demikianlah, ketika Ali ditanya terkait keutamaan Ilmu, dia memiliki banyak alasan yang berbeda-beda. Hal ini lantaran banyaknya keutamaan ilmu dibandingkan dengan harta. Di antaranya itu Ilmu lebih baik daripada harta dengan dalil harta itu makin lama didiamkan makin bertambah usang, sedangkan ilmu tidak bisa lapuk dan usang. Selain itu menurutnya, harta bisa membuat hati menjadi keras sedang ilmu itu menerangi hati.


Akhirnya, heranlah orang-orang yang tadi bertanya kepada Ali karena dia memiliki banyak alasan tentang keutamaan ilmu yang tiada habisnya. Saat para penanya berkumpul Ali pun berujar "Andai kata ada banyak orang bertanya kepadaku tentang keutamaan ilmu, maka niscaya aku akan memberi alasan-alasan yang berbeda."


Dengan keilmuan yang dimiliki maka beliau dijuluki sebagai pintu ilmu sementara Nabi Muhammad kotanya. Tentang keutamaan ilmu ini, Al-Qur'an pun dengan jelas melabeli para penuntut ilmu dengan orang yang memiliki derajat yang tinggi dalam surat al-Mujadalah ayat 11 dengan firman-Nya:



يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ - ١١


Artinya:


"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, "Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, "Berdirilah kamu," maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan."


Sumber :

https://kemenag.go.id/hikmah/kecerdasan-ali-bin-abi-thalib-dan-keutamaan-keutamaan-ilmu-LqWJS

Editor: Muhammad Zunus

Saat Allah ‘Sakit’, ‘Lapar’ dan ‘Haus’

Allah sakit? Pasti sebagian pembaca bertanya bagaimana mungkin Allah bisa sakit? Mustahil bagi Allah sakit. Bukankah Allah Ta’ala adalah Tuhan seluruh alam dan Raja di Raja? Lalu, bagaimana mungkin Allah bisa sakit?

Ada baiknya mari simak sebuah hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda berikut ini,

عَن أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: إنَّ اللهَ – عَزَّ وَجَلَّ – يَقُولُ يَومَ القِيَامَةِ : يَا ابْنَ آدَمَ ، مَرِضْتُ فَلَمْ تَعُدْنِي ! قَالَ : يَا رَبِّ ، كَيْفَ أعُودُكَ وَأنْتَ رَبُّ العَالَمِينَ ؟! قَالَ : أمَا عَلِمْتَ أنَّ عَبْدِي فُلاَناً مَرِضَ فَلَمْ تَعُدْهُ ! أمَا عَلِمْتَ أنَّكَ لَوْ عُدْتَهُ لَوَجَدْتَني عِنْدَهُ ! يَا ابْنَ آدَمَ ، اسْتَطْعَمْتُكَ فَلَمْ تُطْعِمنِي ! قَالَ : يَا رَبِّ ، كَيْفَ أطْعِمُكَ وَأنْتَ رَبُّ العَالَمِينَ ؟! قَالَ : أمَا عَلِمْتَ أنَّهُ اسْتَطْعَمَكَ عَبْدِي فُلانٌ فَلَمْ تُطْعِمْهُ ! أمَا عَلِمْتَ أنَّكَ لَوْ أطْعَمْتَهُ لَوَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي ! يَا ابْنَ آدَمَ ، اسْتَسْقَيْتُكَ فَلَمْ تَسْقِنِي ! قَالَ : يَا رَبِّ ، كَيْفَ أسْقِيكَ وَأنْتَ رَبُّ العَالَمينَ ؟! قَالَ : اسْتَسْقَاكَ عَبْدِي فُلاَنٌ فَلَمْ تَسْقِهِ ! أمَا أنَّكَ لَوْ سَقَيْتَهُ لَوَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي ! . رواه مسلم

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla berfirman pada hari kiamat, ‘Wahai Anak Adam! Aku sakit, namun engkau tak menjengukKu!’ (Anak Adam) berkata, ‘Wahai Rabbku, bagaimana aku menjenguk–Mu, sementara Engkau adalah Rabb seluruh alam semesta?’ (Allah) menjawab, ‘Tidakkah engkau tahu bahwa hamba–Ku, si fulan, menderita sakit, namun engkau tidak menjenguknya? Tidakkah engkau tahu bahwa jika engkau menjenguknya, engkau akan mendapati-Ku di sisinya?’


‘Wahai Anak Adam! Aku telah meminta makan kepadamu, namun engkau tak memberiKu makan!’ (Anak Adam) berkata, ‘Wahai Rabbku, bagaimana aku memberi–Mu makan, sementara Engkau adalah Rabb seluruh alam semesta?’ (Allah) menjawab, ‘Tidakkah engkau tahu bahwa hamba–Ku, si fulan, telah meminta makan kepadamu, tapi engkau tidak memberinya makan? Tidakkah engkau tahu bahwa jika engkau memberinya makan, engkau pasti akan mendapatkan (balasan) itu di sisi–Ku?’

‘Wahai Anak Adam! Aku telah meminta minum kepadamu, namun engkau tak memberi–Ku minum!’ (Anak Adam) berkata, ‘Wahai Rabbku, bagaimana aku memberi–Mu minum, sementara Engkau adalah Rabb seluruh alam semesta?’ (Allah) menjawab, ‘Hamba-Ku, si fulan, telah meminta minum kepadamu, namun engkau tak memberinya minum! Tidakkah engkau tahu bahwa jika engkau memberinya minum, engkau pasti akan mendapatkan (balasan) itu di sisi–Ku’.”

Derajat hadits di atas Shahih, diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim rahimahullah. Bersumber dari kitab Riyadhus Shalihin, karya Al-Imam Abu Zakaria Yahya Muhyuddin bin Syaraf al-Nawawi rahimahullah (w. 676 H./1277 M.).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla berfirman pada hari kiamat, ‘Wahai Anak Adam! Aku sakit, namun engkau tak menjengukKu!’ (Anak Adam) berkata, ‘Wahai Rabbku, bagaimana aku menjengukMu, sementara Engkau adalah Rabb seluruh alam semesta?’“ Yakni Engkau tidak butuh kepadaku hingga aku menjengukmu. (Allah) menjawab, “Tidakkah engkau tahu bahwa hambaKu, si fulan, menderita sakit, namun engkau tidak menjenguknya? Tidakkah engkau tahu bahwa jika engkau menjenguknya, engkau akan mendapatiKu di sisinya?”

Hadits ini tidak ada masalah terkait firman-Nya, “Aku telah sakit, namun engkau tak menjengukKu!”, karena mustahil bagi Allah untuk sakit; sebab sakit itu tanda kekurangan, sedangkan Allah Subhanahu wa Ta’ala tersucikan dari segala kekurangan. Jadi maksudnya adalah sakit hamba-Nya yang shalih dan wali-wali Allah Subhanahu wa Ta’ala serta orang-orang pilihan-Nya.

Oleh karena itu Dia berfirman, “Tidakkah engkau tahu bahwa jika engkau menjenguknya, engkau akan mendapati-Ku di sisinya?”, Dia tidak mengatakan, “engkau akan dapati itu di sisiKu” sebagaimana firmanNya pada makan dan minum, tetapi Allah berfirman, “engkau akan mendapati-Ku di sisinya.” Ini menunjukkan kedekatan orang sakit dengan Allah ‘Azza wa Jalla.

Oleh karena itu para ulama berkata, “Sesungguhnya orang sakit itu lebih cepat dikabulkan doanya, baik ketika mendoakan kebaikan atau keburukan kepada seseorang.”


“Wahai Anak Adam! Aku telah meminta makan kepadamu, namun engkau tak memberiKu makan!” Telah diketahui bersama bahwa Allah Ta’ala tidak meminta makan untuk diri-Nya sendiri berdasarkan Firman-Nya Tabaraka wa Ta’ala, “Dan Dia lah yang memberi makan dan tidak diberi makan.” (Qs. Al-An’am: 14). Maka Allah Mahakaya atas segala sesuatu, tidak butuh makan atau minum, tetapi ada salah satu hamba-Nya yang lapar, lalu diketahui oleh seseorang namun tak memberinya makan.

Allah Ta’ala berfirman, “Tidakkah engkau tahu bahwa jika engkau memberinya makan, engkau pasti akan mendapatkan (balasan) itu di sisiKu?” Yakni engkau akan dapati pahalanya tersimpan untukmu di sisiKu, satu kebaikan menjadi sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat sampai tak terhingga.

Allah Ta’ala berfirman, “Wahai Anak Adam! Aku telah meminta minum kepadamu, namun engkau tak memberiKu minum!” (Anak Adam) berkata, “Wahai Rabbku, bagaimana aku memberiMu minum, sementara Engkau adalah Rabb seluruh alam semesta?” Yakni Engkau tak butuh makan minum. (Allah) menjawab, “Hamba-Ku, si fulan, telah meminta minum kepadamu, namun engkau tak memberinya minum! Tidakkah engkau tahu bahwa jika engkau memberinya minum, engkau pasti akan mendapatkan (balasan) itu di sisiKu.” Memberi minum orang yang meminta minum, itu adalah tabungan bagimu di sisi Allah, satu kebaikan menjadi sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat sampai tak terhingga.

Ibroh hadits


Pertama, penetapan sifat kalam bagi Allah Ta’ala. Kedua, anjuran untuk menjenguk orang sakit, memberi makan dan berbagi air kepada orang yang membutuhkannya.

Kedua, kebaikan-kebaikan tidak akan disirna (disia-siakan) di sisi Allah. Kebaikan tu selalu tersimpan pada sisi Allah Ta’ala. Jadi, jangan khawatir ketika melakukan amal-amal kebaikan, maka Allah Ta’ala akan memberi balasannya kelak kepada yang melakukannya.

Ketiga, Hadits ini sebagai hujjah (bukti, argumen) atas batilnya keyakinan wihdatul wujud (manunggal kawula gusti, bersatunya abdi dengan Tuhan). Hal ini nampak pada masalah menjenguk, memberi makan dan minum; di mana ditetapkan perbedaan antara hamba dan sesembahan, antara Tuhan dan manusia, serta antara Pencipta dan makhluk, wallahua’lam.(A/RS3/P1)


Sumber :
Mi’raj News Agency (MINA)
https://minanews.net/saat-allah-sakit-lapar-dan-haus/
Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA

Monday, September 9, 2024

Sejarah Singkat Kota Sintang

Pada masa pemerintahan Belanda (sekitar tahun 1936), daerah Sintang merupakan daerah lanschop di bawah naungan pemerintahan gouvernement. Daerah lanschop ini terbagi menjadi 4 (empat) onderafdeling yang dipimpin oleh seorang controleur atau gesagkekber, yaitu:


1. Onderafdeling Sintang berkedudukan di Sintang;

2. Onderafdeling Melawi berkedudukan di Nanga Pinoh;

3. Onderafdeling Semitau berkedudukan di Semitau; dan

4. Onderafdeling Boven Kapuas berkedudukan di Putussibau.


Sedangkan daerah Kerajan Sintang yang didirikan oleh Demang Irawan (Jubair I) dijadikan daerah swapraja Sintang dan kerajaan Tanah Pinoh dijadikan neo swapraja Tanah Pinoh. Pemerintahan lanschop ini berakhir pada tahun 1942 dan kemudian tampuk pemerintahan diambil alih oleh Jepang.


Pada masa pemerintahan Jepang, struktur pemerintahan yang berlaku tidak mengalami perubahan, hanya sebutan wilayah kepala pemerintahan yang disesuaikan dengan bahasa negara yang memerintah kala itu. Kepala Negara disebut Kenkarikan (semacam bupati sekarang) sedangkan wakilnya disebut dengan Bunkenkarikan dan di setiap kecamatan diangkat Gunco (Kepala Daerah).


Setelah adanya pengakuan kedaulatan dari pihak Belanda kepada pihak Indonesia, kekuasaan pemerintahan Belanda yang disebut Afdeling Sintang diganti dengan Kabupaten Sintang, Onderafdeling diganti dengan Kawedanan, Distric diganti dengan Kecamatan. Demikian pula halnya dengan jabatan Residen dengan Bupati, kepala Distric diganti dengan Camat dan yang menjadi Bupati Sintang pada waktu itu adalah Raden Gondowirio.


Lokasi awal Kerajaan Sintang diperkirakan terletak di Desa Tebelian Nanga Sepauk yang terletak sekitar 50 Km dari Kota Sintang (saat ini). Bukti sejarah berdirinya kerajaan ini dapat ditelusuri melalui sejumlah benda peninggalan sejarah, antara lain ditemukan Batu Lingga yang begambar Mahadewa dan arca Nandi (masyarakat menyebutnya dengan batu kalbut atau batu babi) di Dusun Batu Belian Desa Tanjung Riah,


Kecamatan Sepauk. Tidak jauh dari lokasi batu lingga tersebut, terdapat Makam Aji Melayu, tokoh yang diperkirakan merupakan nenek moyang raja–raja atau sultan–sultan di Kesultanan Sintang.



Nama “Kerajaan Sintang” mulai dikenal setelah Abad ke XIII, Demong Irawan (Jubair Irawan 1) memindahkan pusat kerajaan ke daerah bernama “Senentang” yang terletak di pertemuan antara Sungai Kapuas dan Sungai Melawi. Nama “Senentang” ini lambat laun dikenal dengan sebutan Sintang. Luas wilayah Kerajaan Sintang pada masa pemerintahan Demong Irawan mencakup Kecamatan Sepauk dan Kecamatan Tempunak.


Kerajaan Sintang mengalami perubahan menjadi kerajaan bernuansa Islam sejak pemerintahan Sri Paduka Tuanku Sultan Nata Muhammad Syamsudin Sa’adul Khairi Waddin. Beliau merupakan pemimpin pertama di Sintang yang menggunakan gelar Sultan. Pada masa pemerintahannya terdapat beberapa keputusan penting terkait dengan Kesultanan Sintang yang ditetapkan, yaitu:


• Ditetapkan Sintang sebagai Kesultanan Islam;

• Pemimpin Kesultanan SIntang bergelar Sultan;

• Disusunnya Undang–Undang Kesultanan yang terdiri dari 32 pasal;

• Didirikannya masjid sebagai tempat ibadah; dan

• Dibangunnya istana kesultanan.


Pada bulan Juli 1822 dimasa pemerintahan Sultan Sri Paduka Tuanku Pangeran Ratu Adi Nuh Muhammad Qomaruddin terjadi kontak/hubungan resmi Kesultanan Sintang dengan bangsa Belanda. Kontak tersebut diawali dengan datangnya rombongan asal Belanda yang pertama di bawah pimpinan Mr. J.H. Tobias, seorang komisaris dari Kurt van Borneo. Untuk melakukan perdagangan dengan kesultanan Sintang.


Pada bulan November tahun 1822 Sultan Pangeran Ratu Adi Nuh Muhammad Qomaruddin meninggal dunia karena sakit parah. Tahta kekuasaan kemudian dipegang oleh Sultan Sri Paduka Tuanku Pangeran Adipati Muhammad Djamaluddin. Pada bulan ini, datang rombongan dari Belanda yang kedua di bawah pimpinan Dj. van Dougen Gronovius dan Cf. Golman, dua pejabat tinggi, yang ditemani oleh Pangeran Bendahara Pontianak, Syarif Ahmad Alkadrie sebagai juru bicara. Misi Belanda tersebut menghasilkan sebuah kesepakatan dan kerjasama dagang yang tertuang dalam Voorloping Contract (Kontrak Sementara). Kontrak ini ditandatangani pada tanggal 2 Desember 1822 M. Setelah itu, muncul beberapa perjanjian lainnya (tahun 1823, 1832, 1847, 1855). Melalui perjanjian-perjanjian tersebut, Belanda mulai melakukan inventarisasi terhadap pemerintahan dalam negeri Kesultanan Sintang.


Hingga masa kemerdekaan Indonesia, Kesultanan Sintang tetap berdiri sampai tahun 1966 berubah menjadi Daerah Tingkat II (Kabupaten Sintang di Provinsi Kalimantan Barat). Sumbangan terbesar dari Kesultanan Sintang bagi negara Indonesia adalah digunakannya Lambang Kesultanan SIntang sebagai inspirasi terciptanya Garuda Pancasila sebagai Lambang Negara Republik Indonesia.


Portugis adalah bangsa Eropa pertama yang menjalin hubungan dengan Borneo di awal Abad ke-16. Belanda tiba dengan kapal East Indische Coopagnie (VOC) sekitar tahun 1600. Mereka datang sebagai saudagar. Mereka menjalin hubungan dengan Banjermasin (1609) dan Pontianak (1778) tetapi hubungan ini tidak memberikan keuntungan banyak bagi Belanda. Belanda tertarik kembali menjali hubungan dengan Borneo setelah adanya masa peralihan pemerintahan Inggris (1811-1816). Pembajakan merajalela di pulau tersebut, sehingga Belanda harus membangun kekuatan untuk menghentikan gangguan terhadap kegiatan perdagangan mereka. Alasan resmi yang digunakan Belanda pada saat itu ialah untuk membebaskan orang Dayak dari penindasan.


Belanda pertama kali datang ke Sintang pada bulan Februari 1822. Sebuah misi dengan komisaris J. Tobias, C. Hartmann dan E. Franciss menyusuri Sungai Kapuas memasuki daerah-daerah pedalaman. Misi pertama ini bertujuan untuk “menginspeksi” berbagai kerajaan di sepanjang Kapuas dan untuk berkenalan dengan penguasa-penguasa setempat. Raja di Sintang, speerti halnya Raja Sekadau dan Sanggau, tidak tertarik dengan misi delegasi Belanda tersebut, sehingga menimbulkan ketidak senangan J. Tobias. Kemudian J. Tobias mengutus D.J von den Dungen Grovonius ke berbagai kerajaan di Kapuas untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi. Laporan perjalanan ini menjadi sumber kepustakaan yang sangat penting tentang situasi di Sintang pada awal Abad ke-19. Selain mencari indormasi, Grovonius juga mengadakan perjanjian dengan penguasa setempat. Pada saat itu penguasa Sintang, Sultan Atjep Muhammad

Jamaluddin baru saja meninggal, sehingga perjanjian pertama dibuat antara Gronovius dengan pemimpin anggota keluarga dari pihak kerajaan. Perjanjian ini dibuat dalam suasana permusuhan dan intimidasi. Dengan adanya penandatanganan perjanjian ini, Sintang mengakui bahwa Belanda menjadi pemimpin mereka. Selanjutnya, berbagai konflik diatasi oleh Residen Borneo Barat an mereka dilarang menjalin hubungan dengan penguasa lain. Sebagai imbalannya, Sintang mendapat perlindungan dari Belanda. Maksud perjanjian tersebut adalah untuk membangun kekuasaan Belanda dan menciptakan situasi menguntungkan dalam bidang perdagangan.


Walaupun demikian, Belanda tidak yakin dengan perjanjian tersebut. Pada tahun 1823, Ketua Komisi C.L. Hartmann membentuk sebuah resimen beranggotakan enpat puluh tentara dan mula membangun benteng. De Sturler menjadi komandan pos ini. perjanjian 1822 juga diperbarui dan tanpa batas waktu. Namun, Sintang belum memiliki pemimpin yang baru. Para pemimpin keluarga kerajaan memilih Abang Sinkel sebagai raja baru tapi Hartmann tidak mempercayai pangeran ini. Beliau mengatur bahwa Abang Sinkel boleh menjadi raja di Sintang tetapi yang menjalankan kekuasaan kerajaan adalah pamannya, yaitu Ade Djun. Ade Djun mendapat gelar Pangeran Ratoe Kesoema Negara.


De Sturler mendapatkan kesulitan di Sintang. Benteng dalam keadaan memprihatinkan, begitu juga dengan pasukan tentaranya. Dia tidak memiliki kekuasaan untuk menghentikan tradisi pemenggalan kepala dan untuk mengakhiri konflik antara Sintang dengan daerah-daerah di sekitarnya. Dia meninggalkan benteng tanpa ijin tahun 1825. Akhirnya benteng diabaikan begitu saja pada tahun 1827. Kemudian benteng tersebut dibakar pada tahun 1830 oleh Pangeran Koening, saudara Pangeran Ratoe. Karena Belanda harus menghadapi perang yang dinamakan Perang Jawa (1825-1830) maka investasi di Borneo berakhir. Tidak ada uang maka tidak ada penjajahan dan Sintang dibiarkan bebas selama 30 tahun.


Sumber :

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbkaltim/istana-al-mukaromah-kesultanan-kota–sintang/

https://sintang.go.id/profil-sejarah-sintang/

Friday, August 23, 2024

SOP Pengadaan Barang dan Jasa (BUM Desa Bersama LKD)

 

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PENGADAAN BARANG DAN/ATAU JASA

 

BUM DESA BERSAMA LKD CIPTA KARYA ABADI

KECAMATAN PINOH UTARA, MELAWI, KALIMANTAN BARAT

TAHUN 2024

Sunday, March 31, 2024

今生缘 (jīn shēng yuán) Affinities of this life | Lyrics Translation

今生缘 (jīn shēng yuán) Affinities of this life | Lyrics Translation

作词/作曲/演唱: 川子
zuò cí/zuò qǔ/yǎn chàng:chuān zǐ
Lyricist/Composer/Artist: Chuan Zi

A track from his 2009 album of the same name. A song that describe the bond of brotherhood with his friends, of which he spent 8 years in prison for.

______________________

我们今生有缘在路上
wǒ men jīn shēng yǒu yuán zài lù shàng
In this life, we had the affinity to be on the road together

只要我们彼此永不忘
zhī yào wǒ men bǐ cǐ yǒng bú wàng
If only we don't forget one another

朋友啊 让我们一起牢牢铭记呀
péng yǒu ā ràng wǒ men yī qǐ láo láo míng jì ya
Friend, let us together remember well

别在乎那一些忧和伤
bié zài hū nà yī xiē yōu hé shāng
Not caring about the worries and wounds

朋友啊 让我们一起牢牢铭记呀
péng yǒu ā ràng wǒ men yī qǐ láo láo míng jì ya
Friend, let us together remember well

别在乎那一些忧和伤
bié zài hū nà yī xiē yōu hé shāng
Not caring about the worries and wounds


我们今生注定是沧桑
wǒ men jīn shēng zhù dìng shì cāng sāng
Our lives were destined to be full of changes

哭着来要笑着走过呀
kū zhe lái yào xiào zhe zǒu guò ya
We cried when we came, lets carry on with a smile

朋友啊 让我们一起牢牢铭记呀
péng yǒu ā ràng wǒ men yī qǐ láo láo míng jì ya
Friend, let us together remember well

我们今生兄弟情谊长
wǒ men jīn shēng xiōng dì qíng yì zhǎng
The everlasting bond of friendship and brotherhood we had this life

朋友啊 让我们一起牢牢铭记呀
péng yǒu ā ràng wǒ men yī qǐ láo láo míng jì ya
Friend, let us together remember well

我们今生兄弟情谊长
wǒ men jīn shēng xiōng dì qíng yì zhǎng
The everlasting bond of friendship and brotherhood we had this life


我们今生有缘在路上
wǒ men jīn shēng yǒu yuán zài lù shàng
In this life, we had the affinity to be on this road together

只要我们彼此永不忘
zhī yào wǒ men bǐ cǐ yǒng bú wàng
If only we don't forget one another

朋友啊 让我们一起牢牢铭记呀
péng yǒu ā ràng wǒ men yī qǐ láo láo míng jì ya
Friend, let us together remember well

别在乎那一些忧和伤
bié zài hū nà yī xiē yōu hé shāng
Not caring about the worries and wounds

朋友啊 让我们一起牢牢铭记呀
péng yǒu ā ràng wǒ men yī qǐ láo láo míng jì ya
Friend, let us together remember well

别在乎那一些忧和伤
bié zài hū nà yī xiē yōu hé shāng
Not caring about the worries and wounds


我们今生就像梦一场
wǒ men jīn shēng jiù xiàng mèng yī chǎng
Our lives were like a dream

有你陪喝醉了又何妨
yǒu nǐ péi hē zuì le yòu hé fáng
With you for company, what does it matter to drink till our hearts content

朋友啊 让我们一起牢牢铭记呀
péng yǒu ā ràng wǒ men yī qǐ láo láo míng jì ya
Friend, let us together remember well

凡尘过后终了无牵挂
fán chén guò hòu zhōng le wú qiān guà
After this life is over let us leave behind the worries

朋友啊 让我们一起牢牢铭记呀
péng yǒu ā ràng wǒ men yī qǐ láo láo míng jì ya
Friend, let us together remember well

凡尘过后终了无牵挂
fán chén guò hòu zhōng le wú qiān guà
After this life is over let us leave behind the worries

朋友啊 让我们一起牢牢铭记呀
péng yǒu ā ràng wǒ men yī qǐ láo láo míng jì ya
Friend, let us together remember well

凡尘过后终了无牵挂
fán chén guò hòu zhōng le wú qiān guà
After this life is over let us leave behind the worries


我们今生就像梦一场
wǒ men jīn shēng jiù xiàng mèng yī chǎng
Our lives were like a dream

有你陪喝醉了又何妨
yǒu nǐ péi hē zuì le yòu hé fáng
With you for company, what does it matter to drink till our hearts content

朋友啊 让我们一起牢牢铭记呀
péng yǒu ā ràng wǒ men yī qǐ láo láo míng jì ya
Friend, let us together remember well

凡尘过后终了无牵挂
fán chén guò hòu zhōng le wú qiān guà
After this life is over let us leave behind the worries

Wednesday, March 6, 2024

Daftar makanan hamster

Daftar makanan yang aman untuk Syrians & Dwarfs/Mini:


Sayur-sayuran:
Asparagus
Andewi
Air Kastanye
Brokoli
Buncis
Bayam
Bunga & daun Randa Tapak
Kemangi
Kembang Kol
Kastanye
Kubis (pemberian dengan porsi sedikit!)
Kentang (yang sudah dimasak/rebus!)
Lobak Putih
Lobak Swiss
Lobak Cina
Pakcoy
Paprika Hijau
Paprika Kuning
Paprika Merah
Seledri
Semanggi
Selada Air
Selada Cos
Tauge
Timun
Timun Jepang

Daging/makanan berprotein:
Belalang
Biskuit Doggie (pastikan yang tidak ada kandungan bawang/bawang putihnya!)
Daging sapi (rebus tanpa bumbu!)
Daging ayam (rebus tanpa bumbu!)
Jangkrik
Plain Yogurt (tanpa gula!)
Telur rebus
Tahu mentah
Ulat Hongkong

Makanan lainnya:
Alfalfa
Buah Ek
Bekatul
Biji Rami
Biji Labu
Biji Wijen
Biji Melon
Beras Merah
Gandum Hitam
Kuaci/Biji Bunga Matahari
Keju (yang low fat & pemberian dengan porsi sedikit!)
Kacang-kacangan (kecuali buah badam!)
Kacang Kedelai
Kacang Tanah (tawar tidak asin!)
Ketan Hitam
Lentil
Makanan untuk bayi (cari yang tidak ada kandungan bawang/bawang putihnya, dengan kadar gula rendah & tidak mengandung bahan pengawet!)
Oatmeal
Popcorn (tawar tidak asin/manis!)
Pasta (yang sudah direbus atau mentah)
Roti gandum bakar/toast
Sereal (dengan kadar gula rendah/tanpa gula!)

Makanan tambahan yang hanya untuk diberikan pada Syrians:

Buah-buahan:
Apel (tanpa biji!)
Anggur (tanpa biji!)
Blackberry
Bluberi
Belimbing
Cherry
Lychee
Melon
Mangga
Pisang
Pepaya
Persik
Pir
Prem
Raspberi
Stroberi

Sayur-sayuran:
Jagung
Kacang Polong
Labu
Ubi Jalar
Wortel

Makanan yang tidak boleh diberikan kepada hamster:

Acar
Alpukat
Biji Anggur
Biji Apel
Buah Badam
Biji Sawi (beracun!)
Bumbu Masak
Batang Daun Bawang
Biji-bijian dari berbagai macam buah
Bawang (kemungkinan beracun buat beberapa hewan)
Bawang Putih (kemungkinan beracun buat beberapa hewan)
Buah Citrus (termasuk Jeruk, Jeruk Keprok, Limau Keprok, Jeruk Garut, Jeruk Nipis, Jeruk Limau, Jeruk Bali dll)
Cokelat (beracun!)
Daging Babi
Daun Bawang
Daun Tomat
Garam
Kacang Merah
Klembak
Kembang Lonceng Kuning
Kentang (mentah)
Lokio/Bawang Batak
Mop Peterseli
Makanan kalengan yang mengandung bahan pengawet
Permen/Junk Food
Semangka
Selai Buah
Selai Kacang (akan menempel di kantung pipi hams!)
Sosis (terdapat terlalu banyak kandungan garamnya)
Terong
Tanaman Sesawi (beracun!)

Catatan:
Setiap kali ingin mengenalkan makanan/menu baru pada hamster, lakukan secara bertahap & sedikit demi sedikit untuk mencegah agar hamster tidak mengalami gangguan pencernaan.
Dwarfs/Mini yang dimaksud adalah Campbells, Winter Whites & Hybrids karena mereka rentan kena diabetes.
Pengecualian untuk Roborovskis karena mereka tidak diketahui rentan akan diabetes.

Sunday, January 14, 2024

Kisah Amr ibn Al-Ash di masa Khalifah Umar

Tak pernah habis mengenai keteladanan Umar bin Khattab, sebagai Khalifah beliau sangat memerhatikan keadilan untuk rakyat kecil dan begitu tegas kepada pejabat yang bertindak sewenang-wenang. Sebagaimana kisah seorang Yahudi tua yang mengadukan kesusahanya kepada Khalifah Umar karena ulah Gubernur Mesir, yang tak lain adalah bawahan Umar bin Khattab dalam pemerintahan Islam yang saat itu berpusat di Madinah.

Dikisahkan dari buku yang berjudul ‘The Great of Two Umars’ bahwa sejak menjadi Gubernur Mesir, Amr ibn al-Ash menempati sebuah istana megah yang di depannya terhampar sebidang tanah kosong dan terdapat gubuk reyot yang hampir roboh milik seorang Yahudi tua.

Selaku Gubernur, Amr menginginkan, agar di atas tanah itu didirikan sebuah masjid yang indah dan megah, seimbang dengan istananya. Ia merasa tidak nyaman dengan adanya gubuk Yahudi tersebut. Oleh karenanya, si Yahudi tua pemilik tanah dan gubuk itu dipanggil ke istana.

Amr mengatakan, rencananya tersebut kepada orang Yahudi itu dan meminta menjual tanah beserta gubuknya. Namun orang Yahudi itu menolaknya dengan tegas. Bahkan ketika Amr menawarkannya dengan bayaran tiga kali lipat, Yahudi itu tetap tak goyah.

Amr terus memaksa dengan berkata, “Jika kubayar lima kali lipat, apakah kau akan melepasnya?” Yahudi itu menjawab, “Tidak, tuan! Aku tetap tak akan menjualnya, karena itulah satu-satunya yang kumiliki.” Kemudian Amr mengancamnya, “Apakah kau tak akan menyesal?” “Tidak,” jawab Yahudi dengan mantap.

Sepeninggalan Yahudi tua itu, Amr menetapkan kebijakan untuk membongkar gubuk reyot tersebut. Dia minta supaya didirikan masjid besar di atas tanah itu, dengan alasan demi kepentingan bersama dan memperindah pemandangan.

Si Yahudi pemilik tanah dan gubuk reyot itu tidak bisa berbuat banyak atas kebijakan sang Gubernur. Dia hanya menangis dan menangis. Namun, dia tidak putus asa, dan bertekad hendak mengadukan sang Gubernur, Amr kepada atasannya, Khalifah Umar di Madinah.

Setibanya di Madinah, si Yahudi bertanya kepada orang-orang di mana istana sang Khalifah? Usai ditunjukkan, dia kaget bukan kepalang karena sang Khalifah tidak punya istana seperti Gubernur Mesir, Amr ibn al-Ash, yang mewah. Bahkan, dia diterima sang Khalifah di halaman Masjid Nabawi di bawah pohon kurma.

“Apa keperluanmu datang jauh-jauh dari Mesir?” tanya Khalifah Umar usai mengetahui tamunya itu berasal dari negeri jauh. Si Yahudi itu pun mengutarakan maksudnya menghadap sang Khalifah. Tak lupa, ia membeberkan peristiwa yang menimpa dirinya serta kesewenag-wenangan Gubernur Mesir atas tanah dan gubuk satu-satunya yang sudah reot.

Mendengar semua itu Umar marah besar. “Amr ibnn al-Ash sangat keterlaluan!” katanya. Beliau kemudian menyuruh si Yahudi itu untuk mengambil sepotong tulang dari tempat sampah yang tak jauh dari tempat mereka. Tentu saja, si Yahudi itu menjadi bingung dan ragu dengan perintah sang Khalifah yang dianggap ganjil dan tak ada hubungannya dengan pengaduannya.

Namun, akhirnya dia pun mengambil tulang itu dan diserahkan kepada beliau. Umar menggores huruf alif dari atas ke bawah, lalu memalang di tengah-tengahnya dengan ujung pedang pada tulang tersebut. Kemudian, tulang itu diserahkannya kepada si Yahudi yang masih bengong tak mengerti maksud Khalifah.

Sang Khalifah hanya berpesan, “Bawalah tulang ini dan berikan kepada Gubernur Amr ibn al-Ash!”

“Maaf Tuan, aku terus terang masih tidak mengerti. Aku datang jauh-jauh ke sini untuk meminta keadilan, bukan tulang tak berharga ini,” protes si Yahudi.

Sang Khalifah tersenyum, tidak marah, beliau menegaskan, “Wahai orang yang menuntut keadilan, pada tulang itulah terletak keadilan yang engku inginkan.”

Akhirnya, kendati hatinya masih dongkol dan terus mengomel, lelaki itu pun pulang ke Mesir membawa pulang pemberian sang Khalifah. Setibanya di Mesir, dia menyerahkan tulang tersebut kepada sang Gubernur. Begitu Amr menerima tulang itu, mendadak tubuhnya menggigil dan wajahnya pucat ketakutan. Dan, lagi-lagi si Yahudi itu tak mengerti dibuatnya.

Sejurus kemudian, sang Gubernur memerintahkan pada bawahannya untuk membongkar masjid yang baru siap itu, dan supaya dibangun kembali gubuk lelaki Yahudi tersebut. Beberapa saat sebelum masjid baru dirobohkan, si Yahudi berkata, “Maaf Tuan, jangan dulu bongkar masjid itu. Aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu?” “Silakan, ada perlu apa lagi?” tanya Amr. “Mengapa Tuan sangat ketakutan dan langsung menyuruh membongkar masjid baru itu, begitu Tuan menerima sepotong tulang dari Khalifah Umar?”

“Wahai orang Yahudi,” jelas Amr, “ketahuilah, tulang itu hanya tulang biasa. Namun, karena dikirimkan oleh Khalifah, tulang itu menjadi peringatan keras bagiku.” “Maksudnya?” potong Yahudi tidak mengerti.

“Ya, tulang itu berisi ancaman Khalifah. Seolah-olah beliau berkata, ‘Hai Amr ibn al-Ash! Ingatlah, siapa pun kamu sekarang dan betapa tinggi pangkat dan kekuasaanmu, suatu saat nanti kamu pasti berubah menjadi tulang yang busuk, karena itu bertindaklah adil seperti huruf alif yang lurus, adil ke atas dan adil ke bawah. Sebab jika kamu tidak bertindak demikian pedangku yang akan bertindak dan memenggal lehermu!”

Si Yahudi itu tertunduk dan begitu terharu mendengar penuturan sang Gubernur. Dia kagum atas sikap Khalifah yang tegas dan adil, serta sikap Gubernur yang patuh dan taat kepada atasannya, hanya dengan menerima sepotong tulang kering. Sungguh mulia dan mengagumkan. Akhirnya si Yahudi itu menyatakan memeluk Islam, lalu menyerahkan tanah dan gubuknya sebagai wakaf.

Thursday, January 11, 2024

ANU:飞 (中文版)无尽,无边,展翅。飞翔。来自藏族自己的音乐。Pinyin Lyrics

ANU:飞 (中文版)无尽,无边,展翅。飞翔。
来自藏族自己的音乐。
[动态歌词]

歌词:飞 (《少年派2》电视剧片头曲) - ANU
词:ANU
曲:ANU
编曲/制作人:旦旦
中文填词:韩冰
OP/经纪:乐享百纳
发行:百纳娱乐
推广:麻雀音乐人

______________________________________________________

(Fēi)
听风语
(tīng fēngyǔ)

(fēi)
在少年青葱的雨季
(zài shàonián qīngcōng de yǔjì)
准备好行囊就走啊
(zhǔnbèi hǎo xíngnáng jiù zǒu a)
去把天涯
(qù bǎ tiānyá)
还给步伐
(hái gěi bùfá)

(fēi)
谷底山顶我们都并肩一起
(gǔdǐ shāndǐng wǒmen dōu bìngjiān yīqǐ)
每一次呼吸都默契不用刻意
(měi yīcì hūxī dōu mòqì bùyòng kèyì)

(fēi)
飞呀
(fēi ya)
拥抱这世界的美丽
(yǒngbào zhè shìjiè dì měilì)


去寻找前方的自己
(qù xúnzhǎo qiánfāng de zìjǐ)
拥抱这世界的美丽
(yǒngbào zhè shìjiè dì měilì)
去寻找前方的自己
(qù xúnzhǎo qiánfāng de zìjǐ)
拥抱这世界的美丽
(yǒngbào zhè shìjiè dì měilì)
去寻找前方的自己
(qù xúnzhǎo qiánfāng de zìjǐ)



没生出翅膀就踏过荆棘
(méi shēngchū chìbǎng jiù tàguò jīngjí)
伤痕是青春蜕变的奇迹
(shānghén shì qīngchūn tuìbiàn de qíjī)
就在前方你会遇见更坚强的自己
(jiù zài qiánfāng nǐ huì yùjiàn gèng jiānqiáng de zìjǐ)
有些痛是翅膀奋力在长大
(yǒuxiē tòng shì chìbǎng fènlì zài zhǎng dà)
飞啊
(fēi a)


...
[Music]
...



去寻找前方的自己
(qù xúnzhǎo qiánfāng de zìjǐ)
拥抱这世界的美丽
(yǒngbào zhè shìjiè dì měilì)
去寻找前方的自己
(qù xúnzhǎo qiánfāng de zìjǐ)
拥抱这世界的美丽
(yǒngbào zhè shìjiè dì měilì)
飞 经风雨
(fēi jīng fēng yǔ)


(Fēi)
以少年纯真的勇气 出发
(yǐ shàonián chúnzhēn de yǒngqì chūfā)
渴望在黎明前出发
(kěwàng zài límíng qián chūfā)
向着光芒
(xiàngzhe guāngmáng)
找到梦想
(zhǎodào mèngxiǎng)


飞(fēi)
梦就栖息在天空万物那里
(mèng jiù qīxī zài tiānkōng wànwù nàlǐ)
每一朵花开都赋予生命意义
(Měi yī duǒ huā kāi dōu fùyǔ shēngmìng yìyì)

(fēi)
飞呀
(fēi ya)
拥抱这世界的美丽
(yǒngbào zhè shìjiè dì měilì)

去寻找前方的自己
(qù xúnzhǎo qiánfāng de zìjǐ)
拥抱这世界的美丽
(yǒngbào zhè shìjiè dì měilì)
去寻找前方的自己
(qù xúnzhǎo qiánfāng de zìjǐ)
拥抱这世界的美丽
(yǒngbào zhè shìjiè dì měilì)
去寻找前方的自己
(qù xúnzhǎo qiánfāng de zìjǐ)


这旅途充满了惊喜
(zhè lǚtú chōngmǎnle jīngxǐ)
去体会每一个刹那
(qù tǐhuì měi yīgè chànà)
盔甲来自跌倒擦伤闪出火花
(kuījiǎ láizì diédǎo cā shāng shǎn chū huǒhuā)
挥洒梦想不再害怕
(huīsǎ mèngxiǎng bù zài hàipà)

听见心跳是对自己的对话
(tīngjiàn xīntiào shì duì zìjǐ de duìhuà)
将一切 磕磕绊绊 跌跌撞撞
(jiāng yīqiè kēkebànbàn diédiézhuàngzhuàng)
笑和泪都早已接纳
(xiào hé lèi dōu zǎoyǐ jiēnà)
把所有对或错的挣扎全都卸下
(bǎ suǒyǒu duì huò cuò de zhēngzhá quándōu xiè xià)


去寻找前方的自己
(qù xúnzhǎo qiánfāng de zìjǐ)
拥抱这世界的美丽
(yǒngbào zhè shìjiè dì měilì)
去寻找前方的自己
(qù xúnzhǎo qiánfāng de zìjǐ)
拥抱这世界的美丽
(yǒngbào zhè shìjiè dì měilì)
去寻找前方的自己
(qù xúnzhǎo qiánfāng de zìjǐ)
拥抱这世界的美丽
(yǒngbào zhè shìjiè dì měilì)
去寻找前方的自己
(qù xúnzhǎo qiánfāng de zìjǐ)
拥抱这世界的美丽
(yǒngbào zhè shìjiè dì měilì)
去寻找前方的自己
(qù xúnzhǎo qiánfāng de zìjǐ)

Kecerdasan Sayyidina Ali bin Abi Thalib tentang Keutamaan-Keutamaan Ilmu

Suatu ketika Sayyidina Ali bin Abi Thalib didatangi beberapa orang secara bergantian. Mereka sengaja datang bergantian dan menanyakan hal ya...