Saturday, January 21, 2017

Al Habib Muhammad Rizieq Shihab Undercover

Siapakah Habib Rizieq Syihab
(Cucu keturunan Rasulullah SAW)
Tak kenal maka tak sayang, Tak sayang maka tak Cinta, Tak Cinta maka tak Membela..

Siapa yang tidak mengenal sosok yang satu ini.
Beliau seorang ulama besar Indonesia yang memiliki jutaan pengikut.
Seorang tokoh Islam Indonesia yang dikenal sebagai pemimpin atau Imam Besar organisasi Front Pembela Islam.
Beliau seorang mujahid tangguh, seorang orator ulung dan seorang singa podium ketika di atas panggung.
Beliau mampu membangkitkan ruhul jihad didepan banyak orang.
Beliau berani mengatakan yang haq itu haq dan yang batil itu batil walaupun nyawa yang menjadi taruhannya.
Setiap pengajian atau tabligh akbar yang mana beliau menjadi penceramah nya, sering dihadiri oleh ribuan bahkan ratusan ribu orang.
 
Beliau adalah DR. Al Habib Muhammad Rizieq bin Hussein Shihab, Lc.MA.DPMSS.
Rumah beliau terletak di Jl. Petamburan III No. 83, Tanah Abang Jakarta Pusat. Walau pun kini beliau pindah ke Markaz Syariah di Megamendung Bogor Jawa Barat.
Beliau lahir di Jakarta, 24 Agustus1965.

Nasabnya hingga ke Rasulullah SAW
Nasab:
Al Habib Muhammad Rizieq Shihab bin Husein bin Muhammad bin Husein bin Abdullah bin Husein bin Muhammad bin Syeikh bin Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad Syihabuddin Al-Asghar bin Abdurrahman Al-Qadhi bin Ahmad Syihabuddin Al-Akbar bin Abdurrahman bin Syeikh Ali bin Abu Bakar As-Sakran bin Abdurrahman As-Segaf …bin Muhammad Maulad Daawilah bin Ali bin Alwi Ibnul Faqih bin Muhammad Al-Faqihil Muqaddam bin Ali Walidil Faqih bin Muhammad Shahib Murbath bin Ali Khala’ Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin Isa An-Naqib bin Muhammad Djamaluddin bin Ali Al-Uraidhi bin Ja’far As-Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husein As-Sibth bin Ali bin Abi Thalib wa Fathimah Az-Zahra binta Rasulullah Muhammad SAW.

Nasab Istrinya
Nasab Istri Habib Rizieq Shihab adalah: Syarifah Fadhlun Yahya binti Faadhil bin Hasan bin Utsman bin Abdullah bin Aqil bin Umar bin Aqil bin Syeikh bin Abdurrahman bin Aqil bin Ahmad bin Yahya bin Hasan bin Ali bin Alwi bin Muhammad Maulad Daawilah bin Ali bin Alwi Ibnul Faqih bin Muhammad Al-Faqihil Muqaddam bin Ali Walidil Faqih bin Muhammad Shahib Murbath bin Ali Khala’ Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin Isa An-Naqib bin Muhammad Djamaluddin bin Ali Al-Uraidhi bin Ja’far As-Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husein As-Sibth bin Ali bin Abi Thalib wa Fathimah Az-Zahra binta Rasulullah Muhammad SAW.

Beliau memang keturunan Nabi Muhammad SAW yang ke-38.
Beliau mewarisi ketegasan datuknya, kesantunan serta akhlaknya yang baik dan ilmunya yang luas.
Meskipun begitu Al Habib Muhammad Rizieq pernah berkata:
"Garis keturunan bukan untuk tujuan pamer.
Jika itu adalah tujuan, maka merupakan kesombongan, dan itu adalah dosa."

Putra Pejuang
Al Habib Husein ayahnya Al Habib Rizieq meninggal dunia tahun 1966.
Jadi, ketika itu Al Habib Rizieq baru berusia 11 bulan.
"Jadi saya mengenalnya hanya dari foto,” kata Al Habib Rizieq.
Sang ayah lahir tahun 1920-an, sebelum meninggal di Polonia, Jatinegara, berkata kepada seorang anggota keluarganya, "Tanyakan kepada putra saya ini, kalau sudah besar mau menjadi ulama atau jagoan.
Kalau mau jadi ulama, didik agamanya dengan baik.
Kalau mau jadi jagoan, berikan dia golok."
 
 Al Habib Rizieq pun tumbuh menjadi seorang ulama besar yang disegani oleh kawan maupun lawan.
Menurut sejumlah teman almarhum Habib Husein Shihab merupakan pemimpin Pandu Arab.
Al Habib Husein ini pernah bekerja di Rode Kruis (kini Palang Merah Indonesia) pada masa kembalinya Belanda setelah proklamasi kemerdekaan.
Al Habib Husein, yang ketika itu masih berusia 20 tahunan, bekerja di bagian logistik.
Di sini beliau punya hubungan dengan para pejuang kemerdekaan.
Beliau banyak memberikan makanan dan pakaian untuk para pejuang yang ketika itu bergerilya di Jakarta dan sekitarnya.
Rupanya pihak NICA (tentara Belanda) mengendus tingkah lakunya itu, karena ada kawannya sendiri yang tega mengkhianatinya dan melaporkannya pada NICA.
Tanpa ampun lagi, Al Habib Husein Shihab pun ditangkap.
Kedua tangannya diikat dan ia diseret dengan kendaraan Jeep.
Di penjara beliau divonis hukuman mati oleh Belanda.
Tapi, berkat bantuan Allah, Al Habib Husein Shihab berhasil kabur dari penjara dan melompat ke Kali Malang. Setelah diselamatkan oleh para laskar pimpinan KH. Noer Ali.
Beliau selamat, meskipun bagian pantatnya tertembak.
Beliau sadar setelah sebelumnya mendapat pertolongan dari KH Noer Ali, pejuang Bekasi yang sangat ditakuti NICA.
 
Pernah dalam suatu kesempatan Al Habib Muhammad Rizieq Shihab memperlihatkan foto ayahnya dengan istri Bung Karno, Fatmawati, dalam suatu upacara pada awal kemerdekaan. Al Habib Rizieq menyatakan bangga terhadap ayahnya punya semangat nasionalisme yang tinggi dan ikut membakar semangat para pemuda Arab melawan Belanda melalui Pandu Arab Indonesia serta merupakan seorang pejuang kemerdekaan.

Semenjak ayahnya meninggal Al Habib Muhammad Rizieq Shihab tidak dididik di pesantren.
Namun, sejak berusia empat tahun Beliau sudah rajin mengaji dari masjid ke masjid.
Ibunya yang sekaligus berperan sebagai bapak dan bekerja sebagai penjahit pakaian serta perias pengantin, sangat memperhatikan pendidikan Al Habib Muhammad Rizieq Shihab.
Pendidikan sekolahnya dimulai di SDN 1 Petamburan.
Kemudian dilanjutkan ke SMP 40 Pejompongan, SMP Kristen Bethel (Petamburan, Jakarta),
SMAN 4 Gambir, dan SMA Islamic Village (Tangerang) sampai tahun 1982. Tahun 1983 beliau kuliah di LIPIA selama setahun.
Setelah itu, Habib mendapat beasiswa dari OKI untuk melanjutkan studi S1 di King Saud University, jurusan Dirasah Islamiyah, Fakultas Tarbiyah.
Studi tersebut diselesaikannya dalam waktu empat tahun (tamat tahun 1990) dengan predikat cum-laude.
Setelah tamat S1, Habib Rizieq sempat mengajar di sebuah SLA di Riyadh selama 1 tahun.
Tahun 1992 beliau pulang ke Indonesia. Beliau telah tinggal di Arab Saudi kurang lebih selama 7 - 8 tahun.
Untuk pendidikan S2 dan S3-nya, Al Habib Muhammad Rizieq Shihab telah menyelesaikan Studi Islam di Universitas Antar-Bangsa Malaysia.
Sebelum sekolah di luar negeri, Habib Rizieq sering menghadiri berbagai majelis taklim yang ada di Jakarta serta belajar kepada para ulama dan habaib yang ada di Jakarta.
Setelah pulang ke Indonesia, selain aktif berdakwah di berbagai tempat, beliau juga mengajar dan bahkan pernah menjadi kepala sekolah di Madrasah Aliyah Jamiat Kheir, Jakarta.
Di Malasyia, beliau menjabat sebagai Mufti Besar Kesultanan Darul Islam Sulu Malaysia (gelar: Datuk Paduka Maulana Syar'i Sulu atau disingkat dengan DPMSS).

Habib Rizieq menikah pada 11 September 1987 dengan Syarifah Fadhlun, dan kemudian dikaruniai 7 orang anak perempuan, yaitu:
Rufaidah Syihab,
Humairah Syihab,
Zulfa Syihab,
Najwa Syihab,
Mumtaz Syihab,
Fairuz Syihab, dan
Zahra Syihab.
Anak-anak tersebut disekolahkan di Jami’at Khair, dan juga didatangkan guru privat (ilmu agama dan umum) ke rumah.

Mendirikan FPI
Al Habib Muhammad Rizieq Shihab mendeklarasikan berdirinya Front Pembela Islam (FPI) tanggal 17 Agustus 1998 atau tgl 25 Robi’utsani 1419 H.
Beliau dalam menegakkan amar maruf nahi munkar memang tegas dan tanpa pandang bulu.
Front Pembela Islam (FPI) adalah sebuah organisasi massa Islam yang berpusat di Jakarta.
Organisasi ini mencanangkan Gerakan Nasional Anti Maksiat pada awal berdirinya.
Berbagai kritik, kecaman, tuduhan, tudingan, fitnah, caci maki, teror, ancaman, dan intimidasi kerapkali dialamatkan pada Habib Rizieq dan organisasinya ini.
Berbagai ujian dan cobaan menghantam Habib, serta para aktivis yang tergabung dalam FPI.
Pada tanggal 3 Sya’ban 1419 H/ 22 November 1998 terjadi Peristiwa Ketapang, Jakarta, 22 November 1998, sekitar 200 anggota massa FPI bentrok dengan ratusan preman.
Peristiwa ini menyeret FPI ke dalam tragedi berdarah yang menggemparkan dunia.
Bahkan pada tanggal 11 April 1999 Al Habib Rizieq ditembak orang tak dikenal.
Namun, alhamdulillah, atas berkat pertolongan Allah SWT beliau selamat dari usaha pembunuhan tersebut.
Setahun kemudian yaitu sepanjang tahun 2000 terjadi penangkapan besar-besaran terhadap aktivis FPI diberbagai wilayah.
 
Keluar Masuk Penjara
Benarlah kata pepatah “semakin tinggi pohon menjulang, semakin kencang angin menerjang”.
Begitulah yang dialami oleh Al Habib Rizieq beserta para aktivisnya yang tergabung dalam FPI.
Beliau dan para aktivis harus keluar masuk penjara serta menghadapi berbagai badai fitnah, cacian, dan ancaman.

Pada tanggal 16 Oktober 2002 Al Habib Rizieq dipenjara dalam rumah tahanan Polda Metro Jaya tanpa ada alasan yuridis yang jelas.
 
Kemudian dilanjutkan dengan tahanan rumah, lalu penangguhan penahanan hingga 20 April 2003.
Akan tetapi, pada 21 April 2003 Al Habib Rizieq kembali dijebloskan ke penjara rumah tahanan Salemba.
Hal ini pun tanpa alasan hukum yang jelas.

Beberapa tahun kemudian tepatnya pada tanggal 30 Oktober 2008 Habib Muhammad Rizieq Syihab divonis 1,5 tahun penjara karena dinyatakan bersalah terkait penyerangan terhadap massa Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan atau AKKBB pada peristiwa Insiden Monas 1 Juni.
Hal ini pun tanpa alasan hukum yang jelas.
 
Al Habib Rizieq sangat paham dan mengerti bahwa berbagai penahanan tersebut merupakan bagian dari upaya pemberangusan dakwah Habib bersama FPI dan gerakan amar maruf nahi munkarnya.
Berbagai alasan dibuat, pasal berlapis disiapkan, dan kedzoliman atas nama hukum dilakukan.
 
Namun, apapun bentuk kedzoliman yang dilakukan, alhamdulillah.. FPI tetap eksis dan konsisten dengan perjuangan amar maruf nahi munkar.
Bahkan jumlah anggota FPI semakin banyak.
 
Di berbagai daerah dari ujung Merauke-Aceh sampai ke berbagai pulau yang ada di Indonesia dideklarasikan cabang-cabang FPI.
Bahkan di Malaysia telah berdiri cabang FPI.
Di negara lain pun seperti di Hadhramaut (Yaman) dan di Kairo (Mesir) telah terdapat cabang FPI yang tergabung dalam FMI (Front Mahasiswa Islam) yaitu organisasi sayap FPI.
Tidaklah heran jika Sulthanul Ilmi Al Habib Salim As Syathiri pimpinan Ribat Tariem Hadhramaut Yaman pernah berkata dalam haul ayahandanya, Al Quthb Al Habib Abdullah bin Umar As Syathiri, “Bahwa para habaib, ulama, shalihin serta aulia banyak sekali di bumi ini termasuk di Indonesia.
Akan tetapi, sangat jarang sekali ada seorang habib yang berani seperti Habib Rizieq.
Mungkin adanya hanya 800 tahun sekali itu juga dulu ketika zaman Al Imam Faqih Muqaddam Muhammad bin Ali Ba’alawi”.

Kerja Sosial
Al Habib Rizieq berdakwah memang bukan saja melakukan amar maruf nahi munkar dan berjihad, akan tetapi Al Habib Rizieq bersama FPI melakukan berbagai bakti sosial diberbagai penjuru negeri yang ada di Indonesia.
Hal ini tentu mengundang simpati masyarakat dan berbagai kalangan.
Sangat berbeda jauh dengan pemberitaan-pem
beritaan di berbagai media sosial yang selalu menyudutkan atau memojokkan Habib dan FPI.

Beberapa bakti atau aksi sosial yang dilakukan oleh Al Habib Rizieq bersama FPI adalah sebagai berikut:

1. Menjadi evakuator mayat terbanyak ketika terjadi tsunami di Aceh
 
Menteri Sosial ketika itu, Dr. Salim Segaf mengapresiasi kontribusi FPI selama ini. "Saya pernah mengunjungi Habib Rizieq dan kawan-kawan FPI ketika bencana tsunami Aceh.
Saya salut kepada FPI yang telah mengevakuasi puluhan ribu mayat ketika itu," ujarnya.
"Saat bencana tsunami Aceh saya bertemu Habib Rizieq, ternyata beliau dan laskar FPI itu tinggal di kuburan dengan mendirikan tenda-tenda, bukan di hotel.
 
Habib Rizieq memimpin laskar untuk mengevakuasi mayat selama 4 bulan. Subhanallah, inilah yang FPI lakukan. Bayangkan, tinggal di kuburan. Kita semalam aja udah takut, ini 4 bulan," ujar Menteri Sosial menceritakan.
 
Dalam peristiwa bencana tsunami di Aceh tahun 2004 lalu, dengan biaya sendiri serta peralatan seadanya, FPI berhasil mengevakuasi sekitar 100 ribu mayat.
Banyak mayat yang sulit dievakusi namun bisa diatasi oleh anggota FPI, bahkan relawan FPI-lah yang menemukan mayat itu.
 
Jasa besar FPI itu hampir tidak diberitakan sama sekali oleh media-media sekuler.
Dalam tugu tsunami di situ ditulis bahwa FPI merupakan yang terbanyak dalam mengevakuasi mayat sedangkan urutan selanjutnya adalah TNI Polri dan lembaga lainnya.

2. Membantu korban gempa di Padang. Seperti halnya di Aceh, relawan FPI juga banyak yang turun ke Padang.
 
Bahkan hingga berbulan bulan menolong korban gempa.

3. Membantu korban gempa Jogja

4. Membantu korban letusan Merapi Jogja

5. Membantu korban longsor Leuwi Gajah

6. Membantu korban air bah Morowali

7. Membantu korban jebolnya Tanggul Situ Gintung, Tangerang.

8. Membantu korban Tsunami di Pangandaran

9. Membantu korban Longsor di Ciwidey, Bandung dan membantu korban di berbagai tempat lainnya yang mengalami bencana.

10. Mengirim bantuan untuk Palestina, rutin setiap tahunnya tak kurang dari Rp. 1.000.000.000,- (Satu Milyar Rupiah).

11. Pembagian sembako bagi orang-orang yang tidak mampu di berbagai tempat.

12. Banjir Bandang yang baru-baru ini menimpa Garut Jawa Barat. Relawan FPI telah bertahan selama kurang-lebih satu bulan hingga kini, dan rencananya akan terus membantu hingga tuntas nanti.
 
Kerjasama-Kerjasama FPI
FPI telah bekerjasama dengan Kemensos RI secara nasional dalam Program Bedah Kampung.
Ribuan rumah miskin di puluhan kampung Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi, Purwakarta, Pasuruan, Palu, dan Gresik, berhasil dibedah.

FPI telah bekerjasama dengan Kemenag RI dalam Program Pengembalian Ahmadiyah kepada Islam.
Ribuan pengikut Ahmadiyah telah taubat dan masuk Islam.
Seperti di Tenjo Waringin Tasik, 800 warga Ahmadiyah kembali pada Islam.
Sejumlah Pemda di berbagai Daerah telah bekerja sama dengan FPI dalam program kebersihan lingkungan, penyuluhan kesehatan, pemberantasan hama pertanian, penghijauan lahan gundul, dan sebagainya.
 
FPI juga pernah bekerjasama dengan almarhum Taufiq Kiemas Pimpinan MPR RI dalam pemantapan Empat Pilar RI.
 
FPI tidak pernah menolak Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika selama ditafsirkan secara benar dan lurus.
 
Oleh karena itu, Mantan Menteri Dalam Negeri Indonesia, Gamawan Fauzi pernah mengimbau agar Kepala Daerah bisa menjalin kerja sama dengan organisasi masyarakat ini (FPI).
 
Bahkan saat ini FPI sudah melakukan upaya pencegahan banjir Jakarta dengan mereboisasi daerah hulu sungai yang mengarah ke Ibu Kota.
Lokasi bertempat di Pesantren Agrikultural daerah Gunung Pangrango, Puncak.
Pada Januari 2016 kemarin, FPI menanam sekitar 40 ribuan pohon.
 
Habib Rizieq menargetkan agar di bulan Desember ini ada 300 ribu pohon tertanam di sana.
Sehingga dua tahun kedepan ada satu juta pohon untuk reboisasi hutan lokasi. Di daerah tersebut ada empat aliran sungai yang mengarah ke Jakarta.
 
Aksi sosial tersebut merupakan sebagian kecil yang sudah disumbangkan oleh FPI untuk masyarakat dan bangsa Indonesia. Masih banyak kegiatan positif lainnya yang telah dilakukan oleh Al Habib Rizieq Shihab bersama FPI.
 
Dan kini, di saat terjadi penistaan Al-Quran, Habib Rizieq tampil didepan memimpin Umat dalam membela Al-Quran.
Saat #Aksi411 , Habib Rizieq memimpin jutaan umat Islam yang menuntut ditegakkannya hukum seadil-adilnya bagi penista Al-Quran.
Gas air mata yang ditembakkan ke beliau atas izin Allah SWT berbalik arah menuju aparat.

Dalam pengajian pasca Aksi 411 di Markaz FPI Petamburan, Jakarta, pada Ahad (6/11/2016), Habib Rizieq berwasiat:
"Saya amanatkan kepada ummat, jika saya ditangkap, jika saya dibunuh... Perjuangan ini harus terus di lanjutkan dan jangan pernah terhenti."
__
*Dari berbagi sumber
*Sumber kutipan MUSLIMCYBER.NET

No comments:

Post a Comment

Kecerdasan Sayyidina Ali bin Abi Thalib tentang Keutamaan-Keutamaan Ilmu

Suatu ketika Sayyidina Ali bin Abi Thalib didatangi beberapa orang secara bergantian. Mereka sengaja datang bergantian dan menanyakan hal ya...