Monday, May 30, 2011

mari membaca : pentingnya perpustakaan, mutu pembelajaran

Perpustakaan merupakan bagian intergral dari lembaga pendidikan sebagai tempat kumpulan bahan pustaka, baik berupa buku maupun bukan buku. Sesuai dengan judul makalah ini, pembahasan meliputi tujuan perpustakaan, fungsi perpustakaan dan sumbangan perpustakaan terhadap pelaksanaan program pendidikan.

A. TUJUAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH.
Tujuan utama penyelenggaraan perpustakaan sekolah adalah meningkatkan mutu pendidikan bersama-sama dengan unsur-unsur sekolah lainnya. Sedangkan tujuan lainnya adalah menunjang, mendukung, dan melengkapi semua kegiatan baik kurikuler, ko-kurikuler dan ekstra kurikuler, di samping dimaksudkan pula dapat membantu menumbuhkan minat dan mengembangkan bakat murid serta memantapkan strategi belajar mengajar.
Namun secara operasional tujuan perpustakaan sekolah bila dikaitkan dengan pelaksanaan program di sekolah, diantaranya adalah :
 Memupuk rasa cinta, kesadaran, dan kebiasaan membaca.
 Membimbing dan mengarahkan teknik memahami isi bacaan.
 Memperluas pengetahuan para siswa.
 Membantu mengembangkan kecakapan berbahasa dan daya pikir para siswa dengan menyediakan bahan bacaan yang bermutu.
 Membimbing para siswa agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka dengan baik.
 Memberikan dasar-dasar ke arah studi mandiri.
 Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk belajar bagaimana cara menggunakan perpustakaan dengan baik, efektif dan efisien, terutama dalam menggunakan bahan-bahan referensi.
 Menyediakan bahan-bahan pustaka yang menunjang pelaksaanan program kurikulum di sekolah baik yang bersifat kurikuler, kokurikuler, maupun ekstra kurikuler.

B. FUNGSI PERPUSTAKAAN SEKOLAH.
Berdasarkan tujuan perpustakaan sekolah, maka dapat dirumuskan beberapa fungsi perpustakaan, sebagai berikut :
1. Fungsi Edukatif.
Yang dimaksud dengan fungsi edukatif adalah perpustkaan menyediakan bahan pustaka yang sesuai dengan kurikulum yang mampu membangkitkan minat baca para siswa, mengembangkan daya ekspresi, mengembangkan kecakapan berbahasa, mengembangkan gaya pikir yang rasional dan kritis serta mampu membimbing dan membina para siswa dalam hal cara menggunakan dan memelihara bahan pustaka dengan baik.

2. Fungsi Informatif.
Yang dimaksud dengan fungsi informatif adalah perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang memuat informasi tentang berbagai cabang ilmu pengetahuan yang bermutu dan uptodate yang disusun secara teratur dan sistematis, sehingga dapat memudahkan para petugas dan pemakai dalam mencari informasi yang diperlukannya.

3. Fungsi Administratif
Yang dimaksudkan dengan fungsi administratif ialah perpustakaan harus mengerjakan pencatatan, penyelesaian dan pemrosesan bahan-bahan pustaka serta menyelenggarakan sirkulasi yang praktis, efektif, dan efisien.

4. Fungsi Rekreatif.
Yang dimaksudkan dengan fungsi rekreatif ialah perpustakaan disamping menyediakan buku-buku pengetahuan juga perlu menyediakan buku-buku yang bersifat rekreatif (hiburan) dan bermutu, sehingga dapat digunakan para pembaca untuk mengisi waktu senggang, baik oleh siswa maupun oleh guru.
5. Fungsi Penelitian
Yang dimaksudkan dengan fungsi penelitian ialah perpustakaan menyediakan bacaan yang dapat dijadikan sebagai sumber / obyek penelitian sederhana dalam berbagai bidang studi.
C. SUMBANGAN PERPUSTAKAAN TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DI SEKOLAH.
Bila diperhatikan secara jenih, maka perpustakan sekolah sesungguhnya memberikan sumbangan terhadap pelaksanaan program pendidikan di sekolah, antara lain :
• Perpustakaan merupakan sumber ilmu pengetahuan dan pusat kegiatan belajar.
• Perpustakaan merupakan sumber ide-ide baru yang dapat mendorong kemauan para siswa untuk dapat berpikir secara rasional dan kritis serta memberikan petunjuk untuk mencipta.
• Perpustakaan akan memberikan jawaban yang cukup memuaskan bagi para siswa, sebagai tuntutan rasa keingintahuan terhadap sesuatu, benar-benar telah terbangun.
• Kumpulan bahan pustaka (koleksi) di perpustakaan memberika kesempatan membaca bagi para siswa yang mempunyai waktu dan kemampuan yang beraneka ragam.
• Perpustakaan memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mempelajari cara mempergunakan perpustakaan yang efisien dan efektif.
• Perpustakaan akan membantu para siswa dalam meningkatkan dalam kemampuan membaca dan memperluas perbendaharaan bahasa.
• Perpustakaan dapat menimbulkan cinta membaca, sehingga dapat mengarahkan selera dan apresiasi siswa dalam pemilihan bacaan.
• Perpustakaan memberikab kepuasan akan pengetahuan di luar kelas.
• Perpustakaan merupakan pusat rekreasi yang dapat memberikan hiburan yang sehat.
• Perpustakaan memberikan kesempatan kepada para siswa dan guru untuk mengadakan penelitian.
• Perpustakaan merupakan batu loncatan bagi para siswa untuk melanjutkan kebiasaan hidup membaca di sekolah yang lebih tinggi.
• Kegairahan / minat baca siswa yang telah dikembangkan melalui perpustakaan sangat berpengaruh positif terhadap prestasi belajarnya.
• Bila minat membaca sudah tumbuh dan berkembang pada diri siswa, maka perpustakaan juga dapat mengurangi jajan anak, yang ini biasanya dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan anak.
• Bahkan perpustakaan juga bagi anak-anak dapat menjauhkan diri dari tindakan kenakalan, yang bisa menimbulkan suasana kurang sehat dalam hubungan berteman diantara mereka.

Berdasarkan uraian bahasan “Peranan Perpustakaan Sekolah terhadap Mutu Pendidikan di Sekolah” dapat disimpulkan bahwa :
1. Peranan perpustakaan sangat menunjang prestasi pendidikan di sekolah.
2. Perpustakaan sangat penting dan harus ada pada setiap sekolah di semua jenjang pendidikan.
3. Pengelolaan perpustakaan harus dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan fungsinya

Bertolak dari peranan perpustakaan yang begitu banyak sumbangsihnya dalam pelaksanaan program pendidikan di sekolah, penyusun memberikan saran sebagai berikut:
1. Sebaiknya perpustakaan dikelola sesuai dengan tujuan dan fungsinya.
2. Peran pengelola perpustakaan / pustakawan yang profesional hendaknya mendapatkan bekal yang cukup sehingga menjadi pustakawan yang handal dan profesional.

DEGRADASI LAHAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEMISKINAN

Sumberdaya lahan merupakan sumberdaya yang menjadi andalan dalam aktivitas sosial ekonomi masyarakat terutama di negara berkembang. Namun sumberdaya lahan bukanlah sumberdaya yang lestari. Sumberdaya lahan mengalami perubahan baik karena proses alami maupun aktivitas manusia. Perubahan karena proses alami disebabkan oleh perubahan permukaan bumi akibat berlangsungnya geomorfologis. Proses geomorfologis yang berlangsung akan berdampak baik langsung maupun tidak langsung terhadap kondisi fisikal permukaan bumi. Proses geomorfologis mengakibatkan turunnya kualitas dan daya dukung lahan yang selanjutnya akan menyebabkan degdarasi lahan. Sementara itu degradasi lahan yang disebabkan oleh aktivitas manusia terjadi akibat akibat pemanfaatan lingkungan oleh manusia yang tidak memerhatikan keseimbangan lingkungan. Barrow (1991) mendefinisikan degradasi lahan sebagai hilangnya atau berkurangnya kegunaan atau potensi kegunaan lahan untuk mendukung kehidupan. kehilangan atau perubahan kenampakkan tersebut menyebabkan fungsinya tidak dapat diganti oleh yang lain.
Degradasi lahan kini saat ini meningkat pesat dan meluas, sehingga menjadi salah satu permasalahan dunia yang sangat serius. Menurut sebuah laporan baru yang dirilis oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia PBB (FAO), United Nations Environment Programme dan World Soil Information (ISRIC) menyatakan bahwa lebih dari 20 % dari seluruh area budidaya, 30 % hutan dan 10 % padang rumput sedang memburuk. Sekitar 22 % lahan yang terdegradasi berada di wilayah arid, sementara 78 % berada di wilayah humid (FAO, 2008).
Degradasi lahan juga menjadi salah satu permasalahan di Indonesia. Berdasarkan statistik kehutanan, luas hutan Indonesia telah menyusut dari 130,1 juta ha (67,7 % dari luas daratan) pada tahun 1993 menjadi 123,4 juta ha (64,2 % dari luas daratan) pada tahun 2001. Penyusutan ini disebabkan oleh penjarahan hutan, kebakaran, dan konversi untuk kegiatan lain seperti pertambangan, pembangunan jalan, dan permukiman. Sekitar 35 % dari hutan produksi tetap seluas 35 juta ha juga rusak berat. Hutan yang dapat dikonversi kini tinggal 16,65 juta ha. Apabila dengan laju konversi tetap seperti saat ini maka dalam waktu 25 tahun areal hutan konversi akan habis. Saat ini laju deforestasi hutan Indonesia diperkirakan sekitar 1,6 juta hektar per tahun (Dephut, 2009).
Sementara itu BPLDH Jawa Barat (2003) melaporkan terjadinya peningkatan kerusakan hutan baik hutan pegunungan maupun hutan pantai. Selama periode 1994-2000 telah terjadi penyimpangan terhadap pemanfaatan kawasan lindung di Propinsi Jawa Barat sekitar 12,9 %. Kondisi terbesar dari penyimpangan tersebut terutama disebabkan adanya alih fungsi pada kawasan hutan dan kawasan resapan air. Pada kurun waktu tersebut terjadi pengurangan hutan lindung berkurang sekitar 106.851 ha (24 %), sementara hutan produksi berkurang sekitar 130.589 ha (31 %). Pesawahan dalam periode ini telah diubah menjadi lahan bukan pesawahan seluas kurang lebih 165 903 ha (17 %). Wilayah hutan yang sebelumnya 791.571 ha (22 % dari daratan Jawa Barat) ternyata penutupan vegetasi hutannya tinggal 9 % atau sekitar 323.802 ha pada tahun 2000. Hutan mangrove telah mengalami kerusakan berat akibat konversi menjadi area pertambakan, permukiman, pertanian, industri dan pariwisata. Kondisi ini diikuti dengan bertambahnya luas lahan kritis. Dampak lanjutan dari kerusakan ini adalah terjadinya degradasi lahan yang disebabkan oleh erosi.
Degradasi lahan akan berdampak baik bagi manusia dan mahluk hidup lainnya. Degradasi lahan akan mengakibatkan penurunan produktivitas, migrasi, ketidakamanan pangan, bahaya bagi sumberdaya dan ekosistem dasar, serta kehilangan biodiversitas melalui perubahan habitat baik pada tingkat spesies maupun genetika. Selain itu degradasi lahan akan berdampak pada kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang bergantung pada lahan sebagai sumber penghidupannya berupa meningkatnya angka kemiskinan. FAO memperkirakan bahwa 1,5 miliar penduduk, atau sekitar seperempat dari populasi dunia, secara langsung bergantung pada lahan yang kini sedang terdegradasi (FAO, 2008).
Tujuan penulisan ini adalah untuk mempelajari hubungan antara degradasi lahan dengan kemiskinan masyarakat.

Degradasi lahan secara umum disebabkan oleh proses alami dan akibat aktivitas manusia. Barrow (1991) secara lebih rinci menyatakan bahwa faktor-faktor utama penyebab degradasi lahan adalah: (1) bahaya alami, (2) perubahan jumlah populasi manusia, (3) marjinalisasi tanah, (4) kemiskinan, (5) status kepemilikan tanah, (6) ketidakstabilan politik dan masalah administrasi, (7) kondisi sosial ekonomi, (8) masalah kesehatan, (9) praktek pertanian yang tidak tepat, dan (10) aktifitas pertambangan dan industri. Degradasi lahan disebabkan oleh 3 (tiga) aspek, yaitu aspek fisik. kimia dan biologi. Degradasi secara fisik terdiri dari pemadatan, pengerakan, ketidakseimbangan air, terhalangnya aerasi, aliran permukaan, dan erosi. Degradasi kimiawi terdiri dari asidifikasi, pengurasan unsur hara, pencucian, ketidakseimbangan unsur hara dan keracunan, salinisasi, dan alkalinisasi. Sedangkan degradasi biologis meliputi penurunan karbon organik tanah, penurunan keanekaragaman hayati tanah, dan penurunan karbon biomas.

Bentuk degradasi lahan dapat berupa kerusakan ekosistem laut, lahan kritis, dan kerusakan hutan. Rusaknya ekosistem laut terjadi karena bentuk eksploitasi hasil-hasil laut secara besar-besaran, misalnya menangkap ikan dengan menggunakan jala pukat, penggunaan bom, atau menggunakan racun untuk menangkap ikan atau terumbu karang. Rusaknya terumbu karang berarti rusaknya habitat ikan, sehingga kekayaan ikan dan hewan laut lain di suatu daerah dapat berkurang.
Lahan kritis adalah lahan yang mengalami penurunan produktivitas atau kehilangan fungsi secara fisik, kimia, hidrologi dan sosial ekonomi sebagai akibat dari salah penggunaan dan atau salah pengelolaan (Karmellia, 2006). Lahan kritis secara fisik adalah lahan yang telah mengalami kerusakan sehingga untuk perbaikannya memerlukan investasi yang besar, sedangkan lahan kritis secara kimia adalah lahan yang bila ditinjau dari tingkat kesuburan, salinitas dan keracunan tidak lagi memberikan dukungan positif terhadap pertumbuhan tanaman. Fungsi hidrologi tanah berkaitan dengan fungsi tanah dalam mengatur tata air. Hal ini berkaitan dengan kemampuan tanah untuk menahan, menyerap dan menyimpan air. Lahan kritis secara hidrologi berkaitan dengan berkurangnya kemampuan lahan dalam menjalankan salah satu atau lebih dari ketiga kemampuannya tadi. Lahan kritis secara sosial ekonomi adalah lahan yang sebenarnya masih mempunyai potensi untuk usaha pertanian dengan tingkat kesuburan relatif baik, tetapi karena adanya faktor penghambat sosial ekonomi misalnya sengketa pemilikan lahan, sulit pemasaran hasil atau harga produksi sangat rendah maka lahan tersebut ditinggalkan penggarapnya sehingga menjadi terlantar.
Lahan kritis merupakan indikator utama dari degradasi lahan yang bisa terjadi di dalam hutan dan di luar hutan. Dalam prakteknya penetapan lahan kritis mengacu pada definisi lahan kritis yang ditetapkan sebagai lahan yang telah mengalami kerusakan sehingga kehilangan atau berkurang fungsinya sampai pada batas toleransi (Dephut, 2000). Kriteria lahan kritis adalah : (1) lahan kosong tidak produktif, (2) lapisan olah tanah (solum) kurang dari 30 cm, (3) lahan bekas penambangan yang tidak direklamasi, (4) lahan kosong dan kemiringan di atas 15 %, (5) lahan dengan penutupan vegetasi di bawah 25 %, (6) lahan kering yang tergenang lebih dari 6 bulan, (7) lahan yang telah mengalami erosi permukaan pada jarak kurang dari 20 meter, dan (8) lahan rawan bencana.
Sasaran lahan kritis adalah lahan-lahan dengan fungsi lahan yang ada kaitannya dengan kegiatan reboisasi dan penghijauan, yaitu fungsi kawasan hutan lindung, fungsi kawasan lindung di luar kawasan hutan dan fungsi kawasan budidaya untuk usaha pertanian. Pada fungsi kawasan budidaya untuk usaha pertanian, kekritisan lahan dinilai berdasakan produktivitas lahan yaitu rasio terhadap produksi komoditi umum opsional pada pengelolaan tradisional, kelerengan lahan, tingkat erosi yang diukur berdasarkan tingkat hilangnya lapisan tanah, baik untuk tanah dalam maupun untuk tanah dangkal, batu-batuan dan manajemen yaitu usaha penerapan teknologi konservasi tanah pada setiap unit lahan (Dariah, 2007).
Kondisi lahan kritis secara umum dapat diketahui dari kondisi lahan kritis per kapita. Meluasnya lahan kritis per kapita disebabkan oleh perubahan fungsi lahan dari pertanian menjadi kawasan non pertanian. Dariah (2007) melaporkan bahwa ternyata pertambangan dan penggalian memiliki tingkat signifikansi yang paling tinggi dalam peningkatan lahan kritis per kapita. Maraknya penggalian galian tipe C di kaki-kaki gunung, seperti di kaki Gunung Tampomas Kabupaten Sumedang tepatnya di Kecamatan Cimalaka, Paseh dan Conggeang, kaki Gunung Ciremai Kabupaten Majalengka, kaki Gunung Masigit Kabupaten Bandung, Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon, Cipamingkis Kabupaten Bogor, Warungkondang di Kabupaten Cianjur dan Cimangkok di Kabupaten Sukabumi merupakan bukti meluasnya lahan kritis per kapita.
Dalam prakteknya penetapan lahan kritis mengacu pada definisi lahan kritis yang ditetapkan sebagai lahan yang telah mengalami kerusakan sehingga kehilangan atau berkurang fungsinya sampai pada batas toleransi (Dephut, 2000). Dengan demikian masalah lahan kritis masyarakat terjadi karena pola pemanfaatan yang tidak tepat yakni kurang memperhatikan daya dukung dan kesesuaian lahan, yang disebabkan karena aspek ekonomi yakni kemiskinan dan kekurangpahaman terhadap teknik konservasi.
Degdarasi lahan berkaitan dengan degradasi tanah untuk memproduksi biomassa yang disebabkan oleh tindakan pengelolaan tanah yang semena-mena, penggunaan pupuk kima yang berlebihan, dan penggunaan pestisida dan herbisida yang terus-menerus dengan dosis yang melebihi takaran. Siradz (2006) melaporkan bahwa parameter ketebalan solum, kebatuan pada permukaan, populasi mikrobia, dan potensial redoks pada lokasi persawahan di Yogyakarta masih memenuhi baku mutu. Namun meskipun memenuhi baku mutu, parameter pH dan haya hantar listrik mengalami kenaikan yang signifikan bila dibandingkan dengan lahan non sawah. Sebaliknya parameter berat isi, porositas, dan permeabelitas telah berada di atas ambang kritis.
Lahan yang kritis akan berdampak pada menurunnya produktivitas lahan sehingga perolehan output akan rendah. Lahan kritis dapat terjadi karena praktik ladang berpindah ataupun karena eksploitasi penambangan yang besar-besaran. Kemiskinan dan ketimpangan pendapatan pun berhubungan positif dengan lahan kritis per kapita, bahwa memburuknya kondisi sosial ekonomi akan berdampak pada meningkatnya lahan kritis per kapita. Dariah (2007) melaporkan bahwa lahan kritis per kapita lebih ditentukan oleh kemiskinan dan ketimpangan pendapatan karena tekanan jumlah penduduk dan pengangguran. Upaya rehabilitasi lahan kritis sebaiknya menjadi agenda prioritas dengan sasaran memperbaiki kondisi lahan, meningkatkan produktivitas lahan dan meningkatkan pendapatan masyarakat melalui penanaman tanaman yang cocok dengan karakteristik lahan dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Oleh karena itu upaya pemulihan lahan kritis seyogianya diarahkan untuk memperbaiki kondisi lahan dan meningkatkan produktivitas lahan serta meningkatkan pendapatan masyarakat. Implementasi rehabilitasi lahan kritis sebaiknya diikuti oleh pembangunan ekonomi perdesaan yang mengarah pada diversifikasi dan nilai tambah produk pertanian sehingga tercipta lapangan kerja diluar sektor pertanian di perdesaan.
Sementara itu kerusakan hutan pada umumnya terjadi karena ulah manusia, antara lain, karena penebangan pohon secara besar-besaran, kebakaran hutan, dan praktik peladangan berpindah. Kerusakan hutan disebabkan oleh perorangan, kelompok masyarakat, ataupun oleh korporasi. Pengusahaan hutan oleh korporasi dalam bentuk Hak Penguasaan Hutan (HPH) dan Hutan Tanaman Industri. Kebijakan HTI yang diberikan oleh pemerintah melegitimasi dan mendorong kerusakan hutan alam yang lebih masif. Tidak adanya institusi penatagunaan hutan yang baik, yang disebabkan lemahnya kebijakan penggunaan lahan nasional dan aspek-aspek politik ekonomi, telah menyebabkan pelaksanaan pembangunan HTI dan perkebunan telah secara nyata menimbulkan masalah sosial yang berkaitan dengan penggunaan lahan. Salah satu aspek politik ekonomi yang mendorong degradasi hutan alam adalah adanya kenyataan diversifikasi usaha HPH berupa usaha HTI dan perkebunan, sehingga ketika HPH menyisakan hutan yang rusak, maka HTI dan/atau perkebunan mendapat legalitas untuk menempati lokasi hutan yang rusak (Kartodiharjo dan Supriono, 2000). Kerugian yang ditimbulkan dari kerusakan hutan, misalnya punahnya habitat hewan dan tumbuhan, keringnya mata air, serta dapat menimbulkan bahaya banjir dan tanah longsor.

Degradasi lahan sangat berkaitan erat dengan lahan, penduduk, kemiskinan dan demikian pula sebaliknya. Ketersediaan lahan yang terbatas yang diiringi dengan peningkatan jumlah penduduk yang besar mengakibatkan terjadinya kekurangan lahan. Hal ini diperburuk dengan praktek pengelolaan lahan yang tidak lestari sehingga menyebabkan degradasi lahan yang dapat meningkatkan angka kemiskinan. Demikian pula sebaliknya, kemiskinan juga dapat mendorong terjadinya degradasi lahan. Dengan demikian kemiskinan merupakan penyebab dan akibat dari degradasi lahan. Selengkapnya hubungan tersebut disajikan pada gambar di bawah ini.


Gambar 2. Hubungan antara Lahan, Penduduk, Kemiskinan, dan Degradasi Lahan (Munawar, 2010)
Simulasi historis terbukti bahwa meningkatnya degradasi lingkungan telah menurunkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kemiskinan. Luas lahan kritis per kapita memberikan dampak buruk yang lebih besar terhadap perekonomian dibandingkan dengan pencemaran air dan udara karena karakteristik kerusakan menyangkut gangguan keseimbangan ekosistem (Dariah, 2007).
Dariah (2007) juga melaporkan kenaikan PDRB belum dapat menurunkan lahan kritis per kapita. Elaborasi terhadap variabel lainnya menunjukan bahwa fakta tersebut tidak lepas dari pengaruh membaiknya tingkat kemiskinan dan distribusi pendapatan. Artinya, ekonomi tumbuh saja belum cukup dapat menurunkan lahan kritis per kapita. Penurunan lahan kritis per kapita lebih didorong oleh turunnya kemiskinan dan ketimpangan pendapatan. Jika ekonomi tumbuh tinggi namun berdampak kecil terhadap perbaikan kondisi sosial ekonomi maka ada kecenderungan lahan per kapita tetap meningkat. Atau kondisi lain ketika pertumbuhan penduduk begitu tingginya sehingga tingkat kemiskinan meningkat dikhawatirkan pula akan mendorong peningkatan lahan kritis per kapita
Rifardi (2008) melaporkan bahwa aktivitas sosial ekonomi baik dalam skala kecil (masyarakat) maupun skala besar (industri) telah menyebabkan terjadinya tekanan ekologis berupa degradasi hutan dan lahan di kawasan Semenanjung Kampar. Ketergantungan masyarakat terhadap hutan berikut lahan yang ada di Semenanjung Kampar Propinsi Riau mencapai 73 %. Ketergantungan masyarakat terhadap hutan karena hutan tersebut dibuka untuk lahan-lahan pertanian. Pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan aktivitas sosial ekonomi mengakibatkan peningkatan ketergantungan terhadap hutan-lahan

Upaya penanggulangan degradasi lahan dengan mempertahankan lahan memerlukan kesadaran politik, karena dengan penanggulangan degradasi lahan merupakan entry point untuk pengentasan kemiskinan dan perlindungan ekosistem. Pembuat kebijakan dan institusi baik pada tingkat lokal, regional, dan nasional harus berkerja sama dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya kelestarian dan ketahanan sumberdaya lahan. Dengan mempertahankan sumberdaya lahan, maka kehidupan manusia dapat diperbaiki dan masa depan dunia dapat diselamatkan. Oleh karena itu ”Melindungi Lahan Sama dengan Menjaga Masa Depan Kita Bersama”.

hama dan penyakit tanaman cabe

Hama yang sering menyerang tanaman cabe adalah :
a.Ulat tanah atau Agrotis Ipsilon
b.Thrips
c.Ulat grayak atau Spodoptera litura
d.Lalat buah atau Dacus verugenius
e.Aphids hijau /kutu daun
f.Tungau / mite
g.Nematode puru akar.

Ulat Tanah dengan nama latin Agrotis ipsilon, biasa menyerang tanaman cabe yang baru pindah tanam, yaitu dengan cara memotong batang utama tanaman hingga roboh bahkan bisa sampai putus. Untuk tindakan pencegahan dapat dilakukan penyemprotan insektisida Turex WP dengan konsentrasi 0,25 – 0,5 g/liter bergantian dengan insektisida Direct 25ec dengan konsentrasi 0,4 cc/liter atau insentisida Raydok 28ec dengan konsentrasi 0,25-0,5 cc/liter sehari sebelum pindah tanam.

Ulat grayak pada tanaman cabe biasa menyerang daun, buah dan tanaman yang masih kecil. Untuk tindakan pengendalian dianjurkan menyemprot pada sore atau malam hari dengan insektisida biologi TurexWP bergantian dengan insektisida Raydok 28ec atau insektisida Direct 25ec.

Lalat buah gejala awalnya adalah buah berlubang kecil, kulit buah menguning dan kalau dibelah biji cabe berwarna coklat kehitaman dan pada akhirnya buah rontok. Untuk pencegahan dan pengendalian dapat dilakukan dengan membuat perangkap dengan sexferomon atau dengan penyemprotan insektisida Winder 100EC dengan konsentrasi 0,5 sampai 1 cc per liter bergantian dengan insektisida Promectin 18ec dengan konsentrasi 0,25-0,5 cc/liter atau dengan insektisida Cyrotex 75sp dengan konsentrasi 0,3-0,6 g/liter.
Hama Tungau atau mite menyerang tanaman cabe hingga daun berwarna kemerahan, menggulung ke atas, menebal akhirnya rontok. Untuk penengendalian dan pencegahan semprot dengan akarisida Samite 135EC dengan konsentrasi 0,25 – 0,5 ml / liter air bergantian dengan insektisida Promectin 18ec dengan konsentrasi 0,25-0,5 cc/liter.


Tanaman yang terserang hama thrips, bunga akan mengering dan rontok. Sedangkan apabila menyerang bagian daun pada daun terdapat bercak keperakan dan menggulung. Jika daun terserang aphids, daun akan menggulung kedalam, keriting, menguning dan rontok. Untuk pencegahan dan pengendalian lakukan penyemprotan dengan insektisida Winder 25 WP dengan konsentrasi 100 – 200 gr / 500 liter air / ha atau dengan Winder 100EC 125 – 200 ml / 500 liter air / Ha bergantian dengan insektisida Promectin 18ec dengan konsentrasi 0,25-0,5 cc/liter.


Nematoda merupakan organisme pengganggu tanaman yang menyerang daerah perakaran tanaman cabe. Jika tanaman terserang maka transportasi bahan makanan terhambat dan pertumbuhan tanaman terganggu. Selain itu kerusakan akibat nematode dapat memudahkan bakteri masuk dan mengakibatkan layu bakteri. Pencegahan yang efektif adalah dengan menanam varietas cabe yang tahan terhadap nematode dan melakukan penggiliran tanaman. Dan apabila lahan yang ditanami merupakan daerah endemi, pemberian nematisida dapat diberikan bersamaan dengan pemupukan.

Penyakit yang sering menyerang tanaman cabe diantaranya adalah :
a.Rebah semai
b.Layu Fusarium
c.Layu bakteri
d.Antraknose / patek
e.Busuk Phytophthora
g.Bercak daun Cercospora
h.Penyakit Virus

Penyakit anthracnose buah. Gejala awalnya adalah kulit buah akan tampak mengkilap, selanjutnya akan timbul bercak hitam yang kemudian meluas dan akhirnya membusuk. Untuk pengendaliannya semprot dengan fungisida Kocide 54 WDG dengan konsentrasi 1 sampai 2 g / l air bergantian dengan fungisida Victory 80wp dengan konsentrasi 1 – 2 g / liter air.

Penyakit busuk Phytopthora gejalanya adalah bagian tanaman yang terserang terdapat bercak coklat kehitaman dan lama kelamaan membusuk. Penyakit ini dapat menyerang tanaman cabe pada bagian daun, batang maupun buah. Pengendaliannya adalah dengan menyemprot fungisida Kocide 77 wp dengan dosis 1,5 – 3 kg / Ha bergantian dengan fungisida Victory 80WP konsentarsi 2 sampai 4 gram / liter dicampur dengan fungisida sistemik Starmyl 25 wp dengan dosis 0,8 – 1 g / liter.

Rebah semai ( dumping off ) . Penyakit ini biasanya menyerang tanaman saat dipersemaian. Jamur penyebabnya adalah Phytium sp. Untuk tindakan pencegahan dapat dilakukan perlakuan benih dengan Saromyl 35SD dan menyemprot fungisida sistemik Starmyl 25WP saat dipersemaian dan saat pindah tanam dengan konsentrasi 0,5 sampai 1 gram / liter.

Penyakit layu fusarium dan layu bakteri pada tanaman cabe biasanya mulai menyerang tanaman saat fase generatif. Untuk mencegahnya dianjurkan penyiraman Kocide 77WP pada lubang tanam dengan konsentrasi 5 gram / liter / lima tanaman, mulai saat tanaman menjelang berbunga dengan interval 10 sampai 14 hari.

Penyakit bercak daun cabe disebabkan oleh cendawan Cercospora capsici. Gejalanya berupa bercak bercincin, berwarna putih pada tengahnya dan coklat kehitaman pada tepinya. Pencegahannya dapat dilakukan dengan menyemprot fungisida Kocide 54WDG konsentrasi 1,5 sampai 3 gram / liter bergantian dengan fungisida Victory 80WP konsentrasi 2 sampai 4 gram / liter dengan interval 7 hari.

Penyakit mozaik virus. Saat ini belum ada pestisida yang mampu mengendalikan penyakit mozaik virus ini. Dan sebagai tindakan pencegahan dapat dilakukan pengendalian terhadap hewan pembawa virus tersebut yaitu aphids.

Untuk pencegahan serangan hama penyakit, gunakan benih cabe hibrida yang tahan terhadap serangan hama penyakit dan yang telah diberi perlakuan pestisida. Apabila terjadi serangan atau untuk tujuan pencegahan lakukan aplikasi pestisida sesuai OPT yang menyerang atau sesuai petunjuk petugas penyuluh lapang.

Thursday, May 26, 2011

10 Lokasi Harta Karun Penuh Misteri

10. Yamashita Treasure, Philipines
Harta karun Yamashita, Adalah harta yang dijarah oleh pasukan Jepang pada Perang Dunia II, Lokasi ini berada di sebuah Teluk di Philipina, Banyak yang percaya akan ada nya harta ditempat ini, tapi karena medannya telah berubah, harta ini semakin sulit dicari source.

9. VOC Treasure, Indonesia
Misteri harta karun VOC di Pulau Onrust memang mengundang penasaran begitu banyak orang. karena konon katanya, jumlah harta ini dapat melunasi semua utang Indonesia .
Pulau Onrust terletak di teluk Jakarta. 3 jam dari Muara Karang dengan menggunakan kapal motor, tempat ini jaman Belanda dulu memang tempat yg paling sibuk, tempat masuknya kapal setelah menjajah dari kota 2 lain di Indonesia. Mitos harta karun VOC di pulau Onrust itu bermula dari keganjilan sejarah, bagaimana sebuah institusi dagang sebesar dan sekuat VOC mendadak bangkrut secara tiba-tiba.

8. Treasure of Lima, Peru
Di tahun 1820, di Lima (ibukota Peru) sedang terjadi perang revolusi. Untuk berjaga-jaga, pemerintah kota Lima memutuskan utk memindahkan harta kekayaan kota tsb ke Mexico, supaya aman. Harta benda tsb meliputi batu2 permata berharga, tempat2 lilin dan dua buah patung Maria sedang menggendong Yesus seukuran manusia. Secara keseluruhan, harta senilai U$60 juta tsb terbagi atas 11 kapal dan dikomandani oleh Kapten William Thompson, yg menahkodai Kapal Mary Dear. Namun sayangnya pemerintah kota Lima tdk mengetahui bahwa William Thompson sejatinya adalah mantan perompak. Begitu harta benda itu sudah naik ke kapal, dia segera membunuh orang2 Peruvian yg menjaga harta tsb serta melemparkan tubuhnya ke laut.
Thompson melarikan harta tsb ke Kepulauan Cocos, di lautan Hindia, lalu menguburnya. Kemudian komplotannya berpencar serta bersembunyi sampai keadaan dirasa aman utk mengambil kembali harta yg mrk kubur. Akan tetapi kapal Mary Dear akhirnya tertangkap. Semua anggota komplotan digantung atas tuduhan perompakan, kecuali William Thompson dan orang kepercayaannya. Kedua orang tsb setuju utk menunjukkan lokasi penyembunyian harta tsb. Mrk membawa orang2 tsb ke Kepulauan Cocos, namun di tengah jalan mrk melarikan diri ke hutan. Sampai sekrg harta karun tsb tdk pernah diketemukan lagi.
Semenjak itu sudah lebih dari 300 ekspedisi pencarian diadakan, namun gagal. Akhir-akhir ini orang2 curiga bahwa sebenarnya harta tsb tdk disembunyikan di Kepulauan Cocos, melainkan di sebuah pulau tak dikenal di Amerika Tengah.

7. The Ark of The Convenant (Tabut Perjanjian), Jerusalem
Tabut perjanjian didalam Alkitab adalah sebuah wadah yang terbuat dari emas yang bertuliskan “10 Perintah Tuhan” selain itu konon katanya tongkat Nabi Musa juga berada didalam kotak itu.

6. Pharaohs’ Missing Treasure, Egypt
Ketika thn 1922 Howard Carter menemukan makan Tutankhamen di Lembah Para Raja (Valley of the Kings), Mesir, dia terpesona oleh kemegahan artefak2 yg terdpt di makam raja muda tsb.
Di sekitar makan tsb terdapat banyak sekali batu2 permata serta artefak2. Saking banyaknya, sampai2 Carter membutuhkan waktu 10 tahun utk membuat katalognya.
Namun, saat penggalian makam2 Fir’aun lainnya di akhir abad ke 19 ditemukan kenyataan bahwa makam2 tsb dlm keadaan kosong.
Hampir semua orang sdh tahu bahwa para perompak makam (utk menyebutkan orang2 yg mencuri harta benda di dalam makam) telah menjalankan aksinya selama berabad-abad yg lalu. Namun apabila mrk sampai menggasak habis harta para Fir-aun tsb, maka hal itu sangat keterlaluan. Pertanyaan selanjutnya: di manakah harta para Fir’aun tsb disembunyikan? Beberapa ahli percaya bahwa harta tsb sebenarnya sengaja diambil oleh para pendeta yg melakukan pemakaman atas dinasti Raja-Raja Mesir yg ke 20 dan ke 21 (thn 425-343 SM) di Lembah Para Raja.
Fir’aun-Fir’aun di masa itu konon tidak melarang utk mengambil harta yg ada di makam nenek moyang mrk utk digunakan kembali pada saat pemakaman mrk.
Salah satu petinggi masa itu yg bernama Herihor menjadi contohnya. Herihor adalah seorang petugas mahkamah tinggi di jaman Ramses XI. Pada saat Ramses meninggal, Herihor merebut kekuasaan kemudian kerajaan tsb dibagi dua dengan menantunya, Piankh. Herihor kemudian menempatkan dirinya sbg penanggungjawab upacara pemakaman di Lembah Para Raja, shg dia punya banyak kesempatan utk merampok makam raja-raja terdahulu. Makam Herihor sendiri sampai sekrg tidak diketemukan. Namun, para ahli yakin bahwa suatu ketika misteri hilangnya harta di makam para Fir’aun akan terkuak seiring dengan waktu yg berjalan.

5. Montezuma’s Treasure, Meksiko
Pembantaian atas suku Aztec di Mexico yg dilakukan oleh orang2 Spanyol menjadi perhatian di tgl 1 Juli 1520. Setlh membunuh Kaisar Montezuma, Hernando Cort�s dan pasukannya dikepung oleh para ksatria Aztec yg marah, di ibukota Tenochtitl�n. Setelah pertempuran sengit selama beberapa hari, Cort�s memerintahkan pasukannya utk mengumpulkan harta Montezuma yg paling berharga lalu membawanya kabur. Namun belum begitu jauh mrk melarikan diri, pasukan Aztec berhasil mengejarnya serta membantai pasukan Spanyol di danau Tezcuco. Sisa pasukan yg tersisa segera membuang harta rampasan mrk kemudian langsung kabur. Setahun kemudian Cort�s datang lagi dengan pasukannya utk mengambil kembali harta yg dulu gagal mrk rampas. Namun penduduk Tenochtitl�n telah menyembunyikan harta tsb, shg tumpukan emas, permata serta berbagai batu berharga tsb. tidak pernah diketemukan lagi hingga sekarang. Sampai sekrg para pencari harta karun masih sibuk mencari peninggalan suku Aztec tsb di sekitar kota Tenochtitl�n yg sekrg telah berganti nama menjadi Mexico City.

4. King Solomon’s Treasure, Jerusalem
Artefak artefak suci dijarah oleh bangsa Romawi dari Kuil Yerusalem dan dicurigai disembunyikan di kubah2 di Vatican, Artefak ini dianggap sebagai harta karun terbesar Alkitab seperti sangkakala perak yang akan menandakan Kedatangan Messiah, terompet, lilin emas dll.
Setelah satu dekade, arkeolog Dr Kensley telah merekontruksikan rute harta karun untuk pertama kalinya, menurutnya harta itu telah meniggalkan Roma pada abad ke 5 menuju Kartago, Konstantinopel, dan Aljazair sebelum tujuan akhirnya di padang gurun Yudea.

3. Blackbeard’s Treasure, caribbean island
Perompak termasyur, si Jenggot Hitam alias Blackbeard, sebenarnya hanya selama dua tahun melanglang buana (1716-1718). Namun selama masa itu konon dia telah mengumpulkan banyak sekali barang jarahan. Ketika Spanyol sdg sibuk mencari emas dan perak di kawasan Mexico dan Amerika Selatan, Blackbeard dan komplotannya menunggu dgn sabar dan kemudian merompak kapal2 yg membawa emas dan perak tsb. di saat mrk kembali ke Spanyol.

Blackbeard dikenal sbg perompak kejam yg pintar mengambil keuntungan. Wilayah operasinya ialah di sekitar Hindia Barat dan pantai Atlantis di Amerika Utara, dgn markas utamanya di kepulauan Bahama dan Carolina Utara. Riwayatnya tamat di bulan November 1718, saat Letnan Inggris Robert Maynard berhasil menangkapnya serta menggantungnya. Namun harta jarahannya tidak diketemukan hingga sekrg.
Konon, kapalnya yg tenggelam, Queen Anne’s Revenge, telah diketemukan pd thn 1996 di dekat Beaufort, Carolina Utara. Tapi di kapal tsb tdk diketemukan harta karunnya. Banyak orang percaya bahwa harta karun si Jenggot Hitam ini tersembunyi di Kepulauan Karibia, teluk Chesapeake, dan di gua-gua yg terdpt di Kepulauan Cayman.

2. The Lost City – Atlantis (Coordinates : 31 15′15.53N 24 15′30.53W.)
Goggle Ocean sambungan tehnologi dari Google Earth telah menemukan yang tidak bisa manusia biasa temukan yaitu Kota yang Hilang, Atlantis. Kota yang berada sekitar 620 mil di lepas pantai barat laut Afrika, didekat Kepulauan Canary di Samudera Atlantik.
Menurut filsuf Yunani, Atlantis kota yang sangat maju berada disebuah pulau sekitar 9.000 tahun yang lalu. Wilayahnya meliputi wilayah Asia sampai Libya, dengan istana-istana mewah, berlimpah emas dan perak, dan merupakan tempat yang tanah dan iklim nya terbaik di Dunia. Tapi kemudian, Plato menulis, Atlantis dikalahkan dalam perang oleh suku-suku lain. Dan Kota itu pun dihancurkan.

1. The Amber Room, Rusia
Digambarkan sebagai keajaiban dunia ke-8 oleh orang2 yg pernah melihatnya. Amber Room mrpk harta karun paling unik di sepanjang sejarah.

Merupakan sebuah ruangan berukuran 11 kaki persegi, terdiri dari panel2 dinding berukuran besar yg bertatahkan beberapa ton batu Amber yg luar biasa, cermin2 besar yg di sisi2nya terdpt dedaunan yg terbuat dari emas, serta empat buah mozaic Florentine yg luar biasa indahnya. Tersusun dalam 3 tingkat, ruangan tsb bertatahkan permata2 yg tak ternilai harganya. Di dalamnya tersimpan berbagai koleksi benda seni buatan Prusia dan Rusia yg paling berharga.
Dibuat oleh Raja Friedrich I dari Prusia utk diberikan kpd. Czar Rusia, Peter yang Agung pd tahun 1716. Ruangan Amber terletak di Istana Katherine, dekat St. Petersburg. Saat ini mungkin nilai dari ruangan ini lebih dari US$142 juta (sekitar lebih dari Rp 1,5 triliun).
Saat Hitler dgn Nazi-nya menyerang Rusia, penjaga Ruangan Amber was-was. Mrk mencoba utk memindahkannya, namun dinding2nya mulai remuk shg mustahil memindahkan dinding2 tsb. Akhirnya mrk menutupinya dengan wallpaper.
Usaha tsb gagal utk menyembunyikan Ruangan Amber. Saat Nazi meluluhlantakkan Leningrad (saat ini bernama St. Petersburg) pada bulan Oktober 1941, mrk merebutnya serta memindahkannya ke Istana Königsberg selama masa perang.
Ketika Königsberg menyerah bulan April 1945, Ruangan Amber menghilang, dan sampai sekrg tak pernah diketemukan kembali. Apakah sudah hancur oleh bom Soviet sendiri? Apakah tersembunyi di salah satu bunker yg terletak di luar kota? Tak ada yg tahu pasti mengenai nasib ruangan tsb.
Saat ini telah diciptakan replika dari Ruangan Amber, yg dibuat dgn sangat teliti, di Istana Catherine.

rumus rubic cube

berikut merupakan rumus cube 3x3 yang dikemas dalam bentuk gambar sehingga peminat para pemain cube dapat mengunduh file tersebut secara langsung.










nah tinggal copas, selesai sudah..........!

Kecerdasan Sayyidina Ali bin Abi Thalib tentang Keutamaan-Keutamaan Ilmu

Suatu ketika Sayyidina Ali bin Abi Thalib didatangi beberapa orang secara bergantian. Mereka sengaja datang bergantian dan menanyakan hal ya...