Sunday, January 14, 2024

Kisah Amr ibn Al-Ash di masa Khalifah Umar

Tak pernah habis mengenai keteladanan Umar bin Khattab, sebagai Khalifah beliau sangat memerhatikan keadilan untuk rakyat kecil dan begitu tegas kepada pejabat yang bertindak sewenang-wenang. Sebagaimana kisah seorang Yahudi tua yang mengadukan kesusahanya kepada Khalifah Umar karena ulah Gubernur Mesir, yang tak lain adalah bawahan Umar bin Khattab dalam pemerintahan Islam yang saat itu berpusat di Madinah.

Dikisahkan dari buku yang berjudul ‘The Great of Two Umars’ bahwa sejak menjadi Gubernur Mesir, Amr ibn al-Ash menempati sebuah istana megah yang di depannya terhampar sebidang tanah kosong dan terdapat gubuk reyot yang hampir roboh milik seorang Yahudi tua.

Selaku Gubernur, Amr menginginkan, agar di atas tanah itu didirikan sebuah masjid yang indah dan megah, seimbang dengan istananya. Ia merasa tidak nyaman dengan adanya gubuk Yahudi tersebut. Oleh karenanya, si Yahudi tua pemilik tanah dan gubuk itu dipanggil ke istana.

Amr mengatakan, rencananya tersebut kepada orang Yahudi itu dan meminta menjual tanah beserta gubuknya. Namun orang Yahudi itu menolaknya dengan tegas. Bahkan ketika Amr menawarkannya dengan bayaran tiga kali lipat, Yahudi itu tetap tak goyah.

Amr terus memaksa dengan berkata, “Jika kubayar lima kali lipat, apakah kau akan melepasnya?” Yahudi itu menjawab, “Tidak, tuan! Aku tetap tak akan menjualnya, karena itulah satu-satunya yang kumiliki.” Kemudian Amr mengancamnya, “Apakah kau tak akan menyesal?” “Tidak,” jawab Yahudi dengan mantap.

Sepeninggalan Yahudi tua itu, Amr menetapkan kebijakan untuk membongkar gubuk reyot tersebut. Dia minta supaya didirikan masjid besar di atas tanah itu, dengan alasan demi kepentingan bersama dan memperindah pemandangan.

Si Yahudi pemilik tanah dan gubuk reyot itu tidak bisa berbuat banyak atas kebijakan sang Gubernur. Dia hanya menangis dan menangis. Namun, dia tidak putus asa, dan bertekad hendak mengadukan sang Gubernur, Amr kepada atasannya, Khalifah Umar di Madinah.

Setibanya di Madinah, si Yahudi bertanya kepada orang-orang di mana istana sang Khalifah? Usai ditunjukkan, dia kaget bukan kepalang karena sang Khalifah tidak punya istana seperti Gubernur Mesir, Amr ibn al-Ash, yang mewah. Bahkan, dia diterima sang Khalifah di halaman Masjid Nabawi di bawah pohon kurma.

“Apa keperluanmu datang jauh-jauh dari Mesir?” tanya Khalifah Umar usai mengetahui tamunya itu berasal dari negeri jauh. Si Yahudi itu pun mengutarakan maksudnya menghadap sang Khalifah. Tak lupa, ia membeberkan peristiwa yang menimpa dirinya serta kesewenag-wenangan Gubernur Mesir atas tanah dan gubuk satu-satunya yang sudah reot.

Mendengar semua itu Umar marah besar. “Amr ibnn al-Ash sangat keterlaluan!” katanya. Beliau kemudian menyuruh si Yahudi itu untuk mengambil sepotong tulang dari tempat sampah yang tak jauh dari tempat mereka. Tentu saja, si Yahudi itu menjadi bingung dan ragu dengan perintah sang Khalifah yang dianggap ganjil dan tak ada hubungannya dengan pengaduannya.

Namun, akhirnya dia pun mengambil tulang itu dan diserahkan kepada beliau. Umar menggores huruf alif dari atas ke bawah, lalu memalang di tengah-tengahnya dengan ujung pedang pada tulang tersebut. Kemudian, tulang itu diserahkannya kepada si Yahudi yang masih bengong tak mengerti maksud Khalifah.

Sang Khalifah hanya berpesan, “Bawalah tulang ini dan berikan kepada Gubernur Amr ibn al-Ash!”

“Maaf Tuan, aku terus terang masih tidak mengerti. Aku datang jauh-jauh ke sini untuk meminta keadilan, bukan tulang tak berharga ini,” protes si Yahudi.

Sang Khalifah tersenyum, tidak marah, beliau menegaskan, “Wahai orang yang menuntut keadilan, pada tulang itulah terletak keadilan yang engku inginkan.”

Akhirnya, kendati hatinya masih dongkol dan terus mengomel, lelaki itu pun pulang ke Mesir membawa pulang pemberian sang Khalifah. Setibanya di Mesir, dia menyerahkan tulang tersebut kepada sang Gubernur. Begitu Amr menerima tulang itu, mendadak tubuhnya menggigil dan wajahnya pucat ketakutan. Dan, lagi-lagi si Yahudi itu tak mengerti dibuatnya.

Sejurus kemudian, sang Gubernur memerintahkan pada bawahannya untuk membongkar masjid yang baru siap itu, dan supaya dibangun kembali gubuk lelaki Yahudi tersebut. Beberapa saat sebelum masjid baru dirobohkan, si Yahudi berkata, “Maaf Tuan, jangan dulu bongkar masjid itu. Aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu?” “Silakan, ada perlu apa lagi?” tanya Amr. “Mengapa Tuan sangat ketakutan dan langsung menyuruh membongkar masjid baru itu, begitu Tuan menerima sepotong tulang dari Khalifah Umar?”

“Wahai orang Yahudi,” jelas Amr, “ketahuilah, tulang itu hanya tulang biasa. Namun, karena dikirimkan oleh Khalifah, tulang itu menjadi peringatan keras bagiku.” “Maksudnya?” potong Yahudi tidak mengerti.

“Ya, tulang itu berisi ancaman Khalifah. Seolah-olah beliau berkata, ‘Hai Amr ibn al-Ash! Ingatlah, siapa pun kamu sekarang dan betapa tinggi pangkat dan kekuasaanmu, suatu saat nanti kamu pasti berubah menjadi tulang yang busuk, karena itu bertindaklah adil seperti huruf alif yang lurus, adil ke atas dan adil ke bawah. Sebab jika kamu tidak bertindak demikian pedangku yang akan bertindak dan memenggal lehermu!”

Si Yahudi itu tertunduk dan begitu terharu mendengar penuturan sang Gubernur. Dia kagum atas sikap Khalifah yang tegas dan adil, serta sikap Gubernur yang patuh dan taat kepada atasannya, hanya dengan menerima sepotong tulang kering. Sungguh mulia dan mengagumkan. Akhirnya si Yahudi itu menyatakan memeluk Islam, lalu menyerahkan tanah dan gubuknya sebagai wakaf.

Thursday, January 11, 2024

ANU:飞 (中文版)无尽,无边,展翅。飞翔。来自藏族自己的音乐。Pinyin Lyrics

ANU:飞 (中文版)无尽,无边,展翅。飞翔。
来自藏族自己的音乐。
[动态歌词]

歌词:飞 (《少年派2》电视剧片头曲) - ANU
词:ANU
曲:ANU
编曲/制作人:旦旦
中文填词:韩冰
OP/经纪:乐享百纳
发行:百纳娱乐
推广:麻雀音乐人

______________________________________________________

(Fēi)
听风语
(tīng fēngyǔ)

(fēi)
在少年青葱的雨季
(zài shàonián qīngcōng de yǔjì)
准备好行囊就走啊
(zhǔnbèi hǎo xíngnáng jiù zǒu a)
去把天涯
(qù bǎ tiānyá)
还给步伐
(hái gěi bùfá)

(fēi)
谷底山顶我们都并肩一起
(gǔdǐ shāndǐng wǒmen dōu bìngjiān yīqǐ)
每一次呼吸都默契不用刻意
(měi yīcì hūxī dōu mòqì bùyòng kèyì)

(fēi)
飞呀
(fēi ya)
拥抱这世界的美丽
(yǒngbào zhè shìjiè dì měilì)


去寻找前方的自己
(qù xúnzhǎo qiánfāng de zìjǐ)
拥抱这世界的美丽
(yǒngbào zhè shìjiè dì měilì)
去寻找前方的自己
(qù xúnzhǎo qiánfāng de zìjǐ)
拥抱这世界的美丽
(yǒngbào zhè shìjiè dì měilì)
去寻找前方的自己
(qù xúnzhǎo qiánfāng de zìjǐ)



没生出翅膀就踏过荆棘
(méi shēngchū chìbǎng jiù tàguò jīngjí)
伤痕是青春蜕变的奇迹
(shānghén shì qīngchūn tuìbiàn de qíjī)
就在前方你会遇见更坚强的自己
(jiù zài qiánfāng nǐ huì yùjiàn gèng jiānqiáng de zìjǐ)
有些痛是翅膀奋力在长大
(yǒuxiē tòng shì chìbǎng fènlì zài zhǎng dà)
飞啊
(fēi a)


...
[Music]
...



去寻找前方的自己
(qù xúnzhǎo qiánfāng de zìjǐ)
拥抱这世界的美丽
(yǒngbào zhè shìjiè dì měilì)
去寻找前方的自己
(qù xúnzhǎo qiánfāng de zìjǐ)
拥抱这世界的美丽
(yǒngbào zhè shìjiè dì měilì)
飞 经风雨
(fēi jīng fēng yǔ)


(Fēi)
以少年纯真的勇气 出发
(yǐ shàonián chúnzhēn de yǒngqì chūfā)
渴望在黎明前出发
(kěwàng zài límíng qián chūfā)
向着光芒
(xiàngzhe guāngmáng)
找到梦想
(zhǎodào mèngxiǎng)


飞(fēi)
梦就栖息在天空万物那里
(mèng jiù qīxī zài tiānkōng wànwù nàlǐ)
每一朵花开都赋予生命意义
(Měi yī duǒ huā kāi dōu fùyǔ shēngmìng yìyì)

(fēi)
飞呀
(fēi ya)
拥抱这世界的美丽
(yǒngbào zhè shìjiè dì měilì)

去寻找前方的自己
(qù xúnzhǎo qiánfāng de zìjǐ)
拥抱这世界的美丽
(yǒngbào zhè shìjiè dì měilì)
去寻找前方的自己
(qù xúnzhǎo qiánfāng de zìjǐ)
拥抱这世界的美丽
(yǒngbào zhè shìjiè dì měilì)
去寻找前方的自己
(qù xúnzhǎo qiánfāng de zìjǐ)


这旅途充满了惊喜
(zhè lǚtú chōngmǎnle jīngxǐ)
去体会每一个刹那
(qù tǐhuì měi yīgè chànà)
盔甲来自跌倒擦伤闪出火花
(kuījiǎ láizì diédǎo cā shāng shǎn chū huǒhuā)
挥洒梦想不再害怕
(huīsǎ mèngxiǎng bù zài hàipà)

听见心跳是对自己的对话
(tīngjiàn xīntiào shì duì zìjǐ de duìhuà)
将一切 磕磕绊绊 跌跌撞撞
(jiāng yīqiè kēkebànbàn diédiézhuàngzhuàng)
笑和泪都早已接纳
(xiào hé lèi dōu zǎoyǐ jiēnà)
把所有对或错的挣扎全都卸下
(bǎ suǒyǒu duì huò cuò de zhēngzhá quándōu xiè xià)


去寻找前方的自己
(qù xúnzhǎo qiánfāng de zìjǐ)
拥抱这世界的美丽
(yǒngbào zhè shìjiè dì měilì)
去寻找前方的自己
(qù xúnzhǎo qiánfāng de zìjǐ)
拥抱这世界的美丽
(yǒngbào zhè shìjiè dì měilì)
去寻找前方的自己
(qù xúnzhǎo qiánfāng de zìjǐ)
拥抱这世界的美丽
(yǒngbào zhè shìjiè dì měilì)
去寻找前方的自己
(qù xúnzhǎo qiánfāng de zìjǐ)
拥抱这世界的美丽
(yǒngbào zhè shìjiè dì měilì)
去寻找前方的自己
(qù xúnzhǎo qiánfāng de zìjǐ)

Kecerdasan Sayyidina Ali bin Abi Thalib tentang Keutamaan-Keutamaan Ilmu

Suatu ketika Sayyidina Ali bin Abi Thalib didatangi beberapa orang secara bergantian. Mereka sengaja datang bergantian dan menanyakan hal ya...